Persembahan spesial untuk sahabat ( 6 ) : Jikalau aku boleh untuk menuliskan. Tentang anak manusia yang tidak jelas ini. Antara gelandangan kota dan pengembara cinta. Dalam amarah yang masih belum mereda. . . Dalam kekalutan mencari kehidupan yang tak begitu bersahabat dengannya . Di Kompasiana ia lebih menemukan kekacauan dan menjadi bulan-bulanan. Dalam putus asa, ia hanya cukup berharap dan menunggu Inge menjadi janda. Hu, tragis dan menyedihkan, nasibmu, kawan! Itu hanyalah sisi kekejaman dan kekelaman hidupmu.
Inspirasimu ternyata masih ada walau dalam kelaraan yang menyesakan. Puisimu adalah pelampiasan kekecewaan atas sebuah peristiwa yang bernama cinta yang cengeng dan terbakar amarah. Mengapa sahabatku, jangan pernah untuk kecewa dan menyesali segala peristiwa yang telah berlalu.
Masih ada hari esok yang penuh harapan untuk kau raih. Semoga ken arok berbaik hati untuk melahirkan lagi sebuah evolusi yang lebih istimewa untukmu.
Menjadi manusia yang gagah bagai seorang rambo.
Oleh karena itu sahabatku, JIMMO! Jangan pernah untuk terus mencari kehidupan cinta yang buta, mari membuka lembaran sebuah sejarah yang bahagia. # Berhubung nama belakang seringkali berganti, membuat saya harus bingung apa yang mau ditulis lagi hehhehe..semoga tidak ada gambek diantara kita, Jim!!!!
KEMBALI KE ARTIKEL