Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Kasih

30 Juli 2014   06:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:53 191 14


Kasih itu indah, sebab kasih tak pernah membedakan ras, suku, bangsa dan agama. Kasih merupakan bahasa agama universal dan semua umat manusia dapat memahami dan menerimanya. Kasih itu adalah wujud nyata mengasihi Sang Pencipta Semesta.






Indahnya Kasih, begitulah keindahan cerita kisah nyata di Daai TV yang baru selesai saya tonton. Kisah tentang relawan dari yayasan Buddha Tzu Chi dari Taiwwan untukĀ  membantu penduduk Turki yang terkena bencana gempa bumi. Seperti kita tahu, Turki adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.



Para relawan Tzu Chi pergi ke Turki untuk membangun 300 rumah sementara untuk menampung korban bencana yang segera membutuhkan tempat tinggal.

Dalam kisah nyata ini digambarkan bagaimana pimpinan relawan Tzu Chi yang bernama A Gui begitu sepenuh jiwa dan pikiran memikirkan keadaan warga yang terkena bencana. Siang malam bekerja agar korban bisa segera mendapat naungan. Dalam hal ini bahkan pemerintah setempat kalah cepat bergerak.



Bahkan ketika kembali terjadi gempa di tempat lain yang masih wilayah Turki, A Gui begitu berjuang untuk mendapatkan tenda dan selimut untuk tempat berteduh dan menyelimuti tubuh dari dingin bagi warga. Hatinya begitu risau. Rumah penampungan belum selesai, sudah muncul bencana baru yang perlu segera mendapat pertolongan.

Kasih itu Rela Berkorban



Demi untuk segera mendapatkan 200 tenda secepatnya A Gui sampai mogok makan yang akhirnya membuat bos pembuatan tenda mengerahkan saudara dan tetangganya untuk menjahit tenda. Apa yang dilakukan A Gui adalah semata karena kasihnya yang begitu besar pada sesama yang sedang dalam kesusahan.

A Gui merupakan sosok yang rela berkorban demi kasihnya kepada sesama sampai tidak mengikuti kehendaki orangtua yang menginginkannya menekuni bisnis seperti kakak - kakaknya. Hatinya sudah mantap untuk menjadi relawan Tzu Chi penyebar kasih di mana kaki dapat melangkah.

Idealisme dan tekad A Gui pada akhrnya justru menyadarkan orangtua yang kemudian menjelang ajal memberikan dukungan atas tujuan hidup anaknya yang mulia.

Kasih itu Saling Memahami dan Peduli



Selain itu dalam kisah juga juga diceritakan bagaimana persahabatan A Gui dengan pimpinan proyek pembangunan rumah bantuan yang bernama Aladin. Walau pada awalnya ada sedikit kendala. tetapi kemudian terjalin hubungan kasih, sehingga dapat saling memahami. Sungguh indah.

Walau dengan latar belakang bangsa dan agama yang berbeda, namun A Gui dan Aladin mempunyai tujuan yang sama. Yakni sama - sama peduli kepada para korban bencana dengan sepenuh tenaga dan jiwa untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Ketika Aladin sedang salat, A Gui dengan penuh perhatian menyediakan segelas teh hangat dan hal itu sungguh menarik simpatik Aladin. Hal ini kemudian membuat Aladin melakukan hal yang sama. Perhatian dengan kehangatan segelas teh merupakan wujud kasih yang sederhana namun bermakna tidak sederhana.

Kasih itu Sejatinya Kebaikan




Dalam kisah Indahnya Kasih, ada satu tokoh lagi yang bernama Guang Zhong, seorangĀ  muslim asal Taiwan yang berbisnis di Turki, dimana turut membantu para relawan Tzu Chi di Turki. Pada akhirnya Guang Zhong atau Faisal menjadi relawan atau insan Tzu Chi dan menggerakkan Yayasan Buddha Tzu Chi di Turki.



Tentu tidak mudah bagi Guang Zhong melakoni hal ini dan mendapat pertanyaan dari saudaranya dan sesama muslim. Bagaimana bisa seorang muslim mejadi relawan yayasan agama Buddha?

Tetapi Guang Zhong mendapat kekuatan dan dukungan dari neneknya, seorang muslim yang taat. Bahwa apa yang dilakukan Guang Zong di Tzu Chi adalah membantu sesama umat manusia yang membutuhkan pertolongan dan itu juga merupakan perintah Tuhan.



Pada akhirnya Guang Zhong bersama istrinya pun nyaman menjadi relawan kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi yang menolong sesama atas dasar kasih universal. Sebab apa yang dilakukan adalah atas kasih kepada Tuhan. Indahnya kasih.



Bila hati ini lapang, maka dunia begitu luas. Memandang perbedaan itu begitu damai. Bila ada kasih di hati, maka perbedaan adalah tanda untuk saling menyayangi. Bila ada kasih, maka semua isi dunia adalah saudara dan layak mendapat rasa yang sama.



Kisah Indahnya kasih sungguh menggetarkan jiwa dan menampar rasa. Sebab yang menulis belum mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari - hari. Baru sekadar wacana. Tetapi insan Tzu Chi sudah menjadikannya sebagai pedoman hidup.



Ke manakah kasihku itu? Semoga baik - baik saja dan sedang bertumbuh dan masih perlu siraman kemauan dan kerendahan hati menjadikannya nyata.




katedrarajawen@refleksihatimenerangidiri

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun