Tulisan ini sederhana, sekadar mengingatkan untuk saya sendiri. "Bahwa sejatinya manusia ingin diperlakukan sebagai manusia"
Sekarang ini orang-orang menyibukan diri dengan menunduk, matanya asik menatap gawai, terlalu menikmati keasikan dengan diri sendiri sampai tidak memasang mata dan telinga untuk melihat sekitar.
Padahal kita adalah makhluk sosial, yang pada dasarnya manusia adalah makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Tapi gawai tempat saya menulis artikel ini pun sudah menjadikan saya generasi menunduk. Saya tidak mengatakan gawai ini salah. Tapi cara manusia menggunakannya lah yang salah.
Kita perlu secara sadar menjadikan diri lebih mudah disapa dan diajak ngobrol di ruang publik atau dimanapun, dimulai dari diri sendiri.
Terkadang di dalam rumah, ada orang tua yang ingin bercerita keluh nya hari ini, tapi enggan karna melihat anaknya sibuk dengan gawai.
Atau kadangkala seorang teman mengajak bertemu untuk menceritakan sedikit keluhnya, lagi-lagi kita asik sendiri dengan gawai.
Saya pun begitu. Saya ingin didengarkan bercerita tanpa ia menunduk menatap gawainya. Saya ingin diperhatikan dengan benar-benar di perhatikan. Saya ingin. Ingin diperlakukan menjadi manusia dan ingin menjadi manusia itu sendiri.
Sekarang. Pasang mata dan telingamu, peka lah terhadap sekitarmu, barangkali ada yang membutuhkan bantuan, barangkali ada yg ingin menyapa atau ingin disapa olehmu.
24 Agustus 2019
Maya Fahsyita