Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Cintai Dualitas, Sukses & Bahagia Hadiahnya

30 Mei 2012   01:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:37 611 3

Cinta anak harus, cinta pasangan kudu, cinta kedua orang tua wajib! Cinta dualitas, pilihan. Siapa saja bebas memilih mau mencintai dualitas apa tidak. Buat orang-orang yang ingin sukses dan bahagia dalam hidup mencintai dualitas adalah syarat yang tak boleh dilupakan. Orang-orang yang sudah sampai di puncak gunung kehidupan tidak lagi SERAKAH MEMILIH.

Untuk sukses dan bahagia kita akan dipertemukan dengan serangkaian dualitas yang pilihannya selalu dua, tolak atau terima. Pada dasarnya kita tidak bisa menolak unsur dualitas kehidupan. Menolak sebenarnya hanyalah penundaan. Karena untuk kelengkapan pembelajaran hidup kita perlu menerima berbagai unsur dualitas kehidupan. Untuk tahu indahnya senyum kita perlu tangisan.

Menolak dualitas [baik-buruk, susah-senang, bahagia-derita, sukses-gagal, dipuja-dicaci, orang baik-orang jahat dst-nya] hanya akan menyiksa hati dan pikiran. Semakin kuat kita menolak biasanya semakin kencang ia mengejar. Ada yang mengatakan kehidupan itu semakin dikejar semakin lari, tapi begitu kita berhenti mengejar maka ia yang balik mendatangi kita. Hidup yang hanya berisi yang enak-enak saja itu hanya ada di kehidupan setelah kehidupan ini.

Sebagai contoh jika anda ingin sukses sebagai pengusaha tentunya anda harus siap menerima kemungkinan rugi, ditipu karyawan, dikhianati partner bisnis, dsbnya. Karena itu adalah proses pembelajaran atau ‘uang sekolah’ yang harus dibayar untuk ijasah kesuksesan bisnis kita. Tidak ada yang gratis di dunia dualitas ini, satu-satunya keju gratis hanya ada diperangkap tikus. Untuk sukses sebagai penulis terkadang anda harus siap dilecehkan, tidak dilirik orang dan dianggap sebagai tulisan sampah.

Karena sifat dasar manusia, kita ini maunya menerima yang enak-enak saja dan yang sesuai dengan keinginan kita saja. Padahal untuk melengkapi hidup kita juga perlu menerima yang ‘tidak enak’ itu. Banyak hal dikehidupan ini yang butuh keseimbangan, jika kita tidak berusaha mengeimbangkannya maka biasanya kehidupanlah yang akan mengeimbangkannya. Dan biasanya ini lebih tidak menyenakkan.

Kita biasanya hanya menganggap yang enak-enak saja yang baik buat kita. Padahal enak dan tidak enak masing-masing membawa pesan pembelajarannya sendiri-sendiri. Manusia-manusia agung justru banyak mengalami kepahitan dalam hidupnya yang membuatnya banyak belajar dan tercerahkan. So jika anda mau sukses dan bahagia saya rasa anda harus siap menerima berbagai unsur dualitas kehidupan serta tidak lagi serakah memilih. Karena sesungguhnya anda TIDAK PUNYA KUASA untuk menolak yang sudah terjadi.

Terima kasih__________salam bijak palsu!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun