Segala sesuatu berasal dari pikiran. Apa yang ada saat ini adalah hasil dari apa yang kita pikirkan sebelumnya. Pikiran memang luar biasa ia bisa menghebatkan kita sedemikian rupa sekaligus juga bisa menenggelamkan kita ke dasar-dasar kehidupan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Ajahn Brahm seorang penekun meditasi mengatakan: Bagian terberat dari segala sesuatu hal tentang kehidupan ini adalah " memikirkannya " !? Terutama apabila keadaan kita saat ini sedang tidak dalam kondisi yang kita harapkan seperti; diberhentikan dari pekerjaan, bangkrut dari usaha, dikhianati pasangan, sakit yang berkepanjangan, ditipu rekan bisnis, memikirkan kondisi negara yang tak kunjung membaik, dan berbagai masalah hidup lainnya yang tak kunjung selesai. Memikirkan semua hal tersebut kadang membuat kita lelah. Seperti yang pernah saya baca di status facebook seorang kawan yang mengatakan : Udah gak tahu mau mikir apalagi, capek deh!! Terkadang kehidupan membawa kita pada situasi-situasi sulit seperti itu. Menurut Ajahn Brahm jika kita tidak tahu mau berbuat apa-apa lagi ya...jangan berbuat apa-apa...!? Dalam pengertian saya tidak berbuat apa-apa itu adalah berserah. Berserah adalah membiarkan Tuhan Sang Penguasa Hidup yang bekerja untuk kita tanpa campur tangan manusia. Berserah tidak sama dengan pasrah. Pasrah itu cenderung pasif. Meminjam kalimatnya Gede Prama, bahwa masalah adalah permainan pikiran yang sibuk mondar-mandir kedepan dan kebelakang. Padahal kita tahu yang sudah terjadi tidak bisa diputar kembali dan yang akan datang [masa depan] tidak pernah pasti. So kalau anda sekarang sudah merasa capek memikirkan sesuatu berserahlah dan biarkanlah Sang Penguasa Hidup yang bekerja untuk anda dan jangan lagi digerecoki oleh pikiran-pikiran anda yang tidak pernah bisa pasti itu!! Tapi kalau anda masih kuat memikirkannya
go ahead ...lanjoet bro!! Hidup adalah pilihan-pilihan. Benar salah relatif. Yang paling penting bukan apa yang dikatakan orang lain tentang sesuatu tapi apa yang kita yakini dengan kebulatan hati kita.
Salam Bijak Palsu
KEMBALI KE ARTIKEL