Ia mestinya sudah harus dieksekusi guna menjalankan proses hukum, terkait kasus korupsi yang sudah dinyatakan terbukti oleh pengadilan. Tapi sekarang ia menghilang hingga ditetapkan status buron.
Tadi ngobrol-ngobrol di kedai kopi, banyak kata-kata sinis keluar dari mulut kawan-kawan: Nazaruddin saja nun jauh di negeri orang, bisa ditemukan. Ini Susno yang masih di dalam negeri, kok aparat seolah tidak berdaya. Apakah disebabkan Susno berlatar aparat berbintang.
Ya, bisa-bisa saja demikian. Namanya saja menduga-duga. Atau lebih tepatnya opini ala kedai kopi. Tapi jangan salah, analisa ala "kedai kopi" terkadang bisa lebih hebat dari para pakar, hmmmm.
Kemudian rekan-rekan tadi melanjutkan ngobrolnya: jika yang menjadi buron masyarakat sipil, atau mungkin buronan dari pelaku teroris, aparat sepertinya sangat perkasa dan terlihat hebat sekali. Sebentar saja buronan sudah tertangkap.
Seolah-olah buronan dari kalangan ini mudah dilacak keberadaanya. Mungkin banyak kasus lain yang bisa dijadikan contoh tentang keperkasaan aparat.
Apakah ini bukti bahwa hukum di negeri kita ini masih banyak tebang pilih. Jika kalangan ini yang bersalah, prosesnya cepat dan tak ada ampun, tapi kalau kalangan itu yang salah, prosesnya menjadi lelet dan seolah berproses rumit.
Sungguh miris memang. Bahkan belakangan ini, banyak peristiwa yang seolah-olah kita hidup di alam rimba. Hukum seperti tidak ditakuti lagi. Orang dengan gagah berani melanggar hukum. Bahkan tidak sedikit sampai menghilangkan nyawa orang lain.
Mana lagi wibawa pemerintah. Semoga keadaan ini tidak berlarut dan minimal ada perubahan, pasca pemilu 2014 mendatang. Semoga saja. Amin. (*)