Pengalaman, dan ingatan para pelaut menjadi menarik bila rekontruksi dalam sejarah kebaharian Indonesia. Meskipun tidak ada catatan tertulis, tetapi pengalaman, dan ingatan mereka, setidaknya memberi informasi untuk menambah bacaan tentang Budaya Martim hari ini. Lewat laut mereka menjama Indonesia. Laut menjadi penghubung bagi mereka, sehingga mengangap Sabang sampai Maroke yang disebut Indonesia itu, dekat. Terlebih lagi ketika “Budaya Maritim” dijadikan pilar utama dalam membangun negara Maritim Indonesia, maka tak bisa dipungkiri peran rakyat kecil yang hidup di daerah terpencil dalam meramaikan aspek kemaritiman itu. Karena pada hakekatnya, maritim adalah laut sebagai penghubung. La Asis, begitu banyak ceritnya, tentang pengalamnya berlayar mengarungi ruang samudera, dari koki (tukang masak), hingga menjadi Juragang (pemimpin dalam perahu). Berikut kisahnya:
KEMBALI KE ARTIKEL