Hari kemenangan juga disambut dengan baju baru, THR dan tradisi sungkeman (bersalaman), Pulang ke rumah orang tua, berkunjung ke tempat saudara, jiran dan handai taulan menjadi harapan bagi yang tinggal di perantauan. Rindu kampung yang sudah lama ditinggal, serta lama tidak menginjakkan kaki di tanah kelahiran sudah direncanakan jauh-jauh hari.
Budget khusus saweu gampong (pulang kampung, bahasa Aceh-red) sudah disiapkan dengan tabungan khusus. Menanti detik-detik keberangkatan seakan waktu berjalan lambat. Hati sudah tidak tahan ingin segera melepaskan rindu yang menggebu.
Beberapa orang yang beruntung, mendekati lebaran tanggal pencairan THR sudah ditentukan. Bagi PNS, TNI, Polri dan karyawan swasta yang memberi penghargaan kepada pegawainya dengan memberikan bonus. Kebahagiaan nampak jelas di wajah-wajah mereka. Menyambut hari yang suci dengan wajah semringah.
Semua orang bergembira saat hari lebaran. Mengenakan baju terbaiknya
dan berkeliling, berkunjung dari rumah ke rumah. Bayangkan, betapa sedihnya anak-anak yang orang tuanya tidak mampu membeli baju baru. Jangankan untuk membeli baju baru untuk beli beras saja tidak punya kemampuan.
Dalam hukum Islam, di penghujung ramadan ada yang namanya zakat fitrah. Zakat fitrah adalah kewajiban mengeluarkan hasil bumi berupa makanan pokok misalnya beras atau gandum untuk dibagikan kepada yang berhak (mustahik) Â agar Allah mensucikan amalan-amalan saat ramadan.
Setidaknya ada 8 golongan yang berhak menerima zakat antara lain: fakir, miskin, gharim, riqab, mualaf, fisabilillah, musafir dan amil. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat At Taubah ayat 60:
"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha bijaksana."
Harapannya saat hari raya tiba semua orang dapat bergembira walau tidak ada baju baru, tetapi tetap bisa makan dengan gembira. Tidak ada baju baru, kan masih ada baju yang lama.
Ada hal menarik yang terjadi di daerah kami tinggal, saat lebaran tiba. Hampir setiap rumah sudah menyiapkan uang kertas baru yang sengaja ditukar di bank untuk membahagiakan tamu-tamu cilik mereka.
Anak-anak berkunjung dari rumah ke rumah dengan harapan pemilik rumah akan memberikan lembar-lembar bernilai tadi. Setelah menyalami pemilik rumah, mereka duduk dan mengobrol. Tidak lama mereka  langsung berpamitan. Bahkan tidak jarang anak-anak tidak lagi memakan kue-kue kering dan minuman yang disuguhkan.Â