Rumahku sudah ramai didatangi orang-orang. Aku yang berdiri di tengah pintu tak menjadi penghalang mereka untuk masuk ke dalam. Bahkan tidak ada yang menyapaku. Senyuman saja terasa direnggut Tuhan. Semua berbondong mencari tahu. Seolah mereka berubah dari rakyat biasa menjadi jurnalistik termuka. Tidak ada bedanya, biasanya wanita yang memiliki hasrat ingin menggali informasi tetapi kali ini tidak sedemikian. Kaum bapak-bapakpun ikut serta menggerogoti ludah Nenek, Paman, Bibik, dan Saudara kandungku.
KEMBALI KE ARTIKEL