Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Melawan Australia "Balance Of Power" Masih Adakah?

22 November 2013   08:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:49 537 0
Salam pembaca kompas

Sebelumnya penulis pernah menulis tema Balance of Power, teori yang paling mengemuka pada studi hubungan internasional, dimana ketika itu terjadi perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur. Blok Barat yang dikomando oleh AS dan Blok Timur dikomando oleh Uni Sovyet. Namun saat ini, perang dingin sudah berakhir karena kedua negara adidaya tersebut adalah pecundang yang tidak berani melakukan perang militer langsung, melainkan menggunakan negara orang lain untuk menjadi alat melancarkan perangnya.

Sekarang telah berlalu, namun AS dan sekutunya sangat penakut padahal masih menjadi kekuatan militer mutakhir dan terkuat saat ini. kegiatan spionase masih menjadi hal yang penting padahal berbagai macam traktak atau perjanjian kerjasama persahabatan telah dilakukan yang menunjukkan adanya rasa saling membutuhkan, saling menghormati, dan saling menjaga dan kemudian dicoreng oleh adanya kegiatan mata-mata.

mengapa AS dan sekutunya tetap melakukan mata-mata utama pada negara yang masuk daftar "negara hitam" sebagai sarang terorisme? ingatkah anda ketika AS mengumumkan bahwa Indonesia masuk bersama negara Korut, Afganistan dan Iran sebagai negara teroris?

Aneh..................mengapa AS mencurigai Indonesia sebagai negara teroris, tapi tetap menjalin hubungan kerjasama dalam berbagai bidang? Sebelumnya penulis pernah membahas bahwa sesungguhnya AS adalah negara terkuat militernya, namun saat ini masuk negara yang sudah ambruk dalam ekonominya, belum lagi terjadi Shut Down baru-baru ini adalah bukti bahwa AS saat ini semakin ambruk sebagaimana yang dijelaskan dalam teori kontra kapitalisme yang melihat bahwa paham ekonomi kapitalis akan ambruk setelah mencapai klimaks pertumbuhan ekonominya dan tiba-tiba stagnan dan jatuh karena melupakan prinsip kekuatan ekonomi kerakyatan.

AS belakang ini menarik kekuatan militernya di Timur Tengah, mengapa? karena besarnya belanja militer yang termakan dengan strategi militernya sendiri dimana membangun POS MILITER diberbagai belahan dunia untuk memata-matai negara tertentu.

Lalu Australia itu siapa? pembaca budiman jauh lebih tahu tentang Australia sebagai negara pembuangan dari eropa yang kini berada diujung dunia kutub selatan dibawah posisi Indonesia. Letak strategis Australia tidak akan menguntungkan dibandingkan dengan letak Indonesia yang berada di Asia Tenggara dan merupakan jantung dari negara ASEAN. Australia lalu masuk dalam kelompok negara mana? karena posisinya jauh.....yah.....sudah masuk aja di sekutu AS....biar aman githu....................

Lalu Indonesia itu siapa? pembaca yang budiman juga tahu bahwa sejarah negara kita dari kerajaan yang sejak dari dahulu sudah menjadi bagian dari penguasa laut dengan armada kerajaan yang tangguh. perjalanan sejarah bangsa sangat menguatkan negara kita sehingga untuk mengorek-ngorek Indonesia perlu berpikir ulang, kenapa?

Jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta orang dan kekuatan ini sangat menakutkan. kekayaan SDA yang melimpah sulit tertandingi dibandingkan dengan negara tetangga kita. letak strategis Indonesia sebagai jalur perdagangan internasional sangat menguntungkan.

Lalu, mengapa Indonesia takut melakukan tindakan keras atas setiap perilaku negara tetangga yang merugikan nama, harkat dan martabat negara kita? Kita punya jumlah penduduk yang banyak, namun bagaimana dengan kualitasnya? kita punya SDA yang banyak tapi lebih banyak dikendalikan oleh pihak asing, dan persen untuk negara selalu kecil dan merugikan APBN, kita ini penakut atau ada permaina dengan negara asing supaya fee hanya untuk orang elit tertetnu saja, benarkah ini? negara kita terletak pada posisi yang strategis sehingga selat Malaka dan Laut Sulawesi kalau ditutup oleh Indonesia, maka memusingka negara tetangga yang akan menggunakan jalur laut tersebut. tapi sayang kita tidak punya kemampuan untuk menguasai laut ktia sendiri.

Melawan Australia jangan takut, kita punya banyak orang pintar dan kaya di luar negeri dan dalam negeri. kalau Australia melakukan penyadapan pada situs pemerintah kita, maka ktia lawan mereka dengan penyadapan dan serangan hecker pada situs penting mereka. Langkah yang ditempuh oleh SBY untuk menarik Dubes kita adalah sangat tepat. kemudian lakukan pengusiran pada Dubes Australia di Indoensia kalau surat SBY tidak dibalas dan PM Australia tidak minta maaf. Selanjutnya, lakukan penutupan jalur lalu lintas perdagangan yang melewati perairan Indonesia dan melakukan pelarangan melintasi wilayah udara Indonesia. Hukuman ini adalah pantas dan layak dalam lingkungan internasional.

Australia harusnya tidak melakukan penyadapan karena saat ini tidak ada lagi balance of power. era perang dingin sudah berakhir. Indoensia dan australia terikat dalam berbagai kerjasama lalu mengapai kita dimata-matai, berarti Australia munafik sebagai negara tetangga yang tidak bisa dipercaya. saya pernah menyarankan pada Presiden SBY untuk memperkuat kekuatan laut kita dengan membentuk kekuatan tempur tiga armada kapal induk untuk menjaga tiga selat penting negara kita kemudian, tinggalkan AS dan perkuat kerjasama dengan Rusia, mengapa karena AS adalah negara yang menganggap kita sebagai sarang teroris lalu mengapa membeli alat militer ke AS? sementara Rusia adalah kawan yang baik bersama dengan Cina. Penulis mendukung kerjasama militer dengan Rusia dan Cina dan tinggalkan AS dan sekutunya.

Demikian, tulisan ini bermanfaat untuk kita semua, Indonesia jaya, kita rakyat Indonesia tidak takut pada siapa pun yang menindas kedaulatan negara kita. amin

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun