Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Panggung Politik Memperlihatkan Falsafah Hidup Pemainnya

27 Januari 2019   13:14 Diperbarui: 27 Januari 2019   16:28 90 15
Sebenarnya saya tidak kompeten menulis bahasan yang berat, buat yang lain saja saya tidak akan kuat, hehehe.

Politik menjadi salah satu bahasan berat yang belum bisa saya jangkau. Tetapi saya tidak bisa mengabaikan karena sekarang ini hiruk pikuk politik begitu semarak bahkan di medsos. Lihat postingan di salah satu medsos isinya banyak yang membahas politik tetapi buat saya yang dibahasnya banyak termasuk kategori tidak sehat.

Contoh mengapa saya kategorikan tidak sehat diantaranya membela salah satu calon wakil atau calon pimpinan negara bahkan sampai tahap membabi buta dengan tidak lupa menjelekkan yang lain hingga menghinakan membuat saya semakin susah memahami politik.

Saya tidak akan membahas tentang politik tetapi memang berkaitan dengan politik walau hanya kibasan efek dari apa yang bisa saya lihat.

Saat melihat kehirukpikukan politik baik di TV, medsos --- buat saya medsos adalah tempat paling ramai memberitakan kehirukpikukan politik bahkan cenderung tanpa batas --- saya jadi melihat apa yang menjadi falsafah hidup seseorang dari apa yang ditampilkan ke khalayak ramai.

Saya sedang membaca satu buku yang berisi kumpulan kata mutiara di prolognya ada catatan tentang falsafah hidup, saya kutipkan : " Menurut teori pengembangan SDM, filsafat hidup menghasilkan sikap mental, dan sikap mental ini akan menghasilkan pola dan kualitas tindakan. Kemudian tindahan melahirkan hasil dan hasil akan membentuk nasib seseorang." (Ubaydillah Anwar, Human Learning Specialist)

Falsafah hidup dibentuk dari ajaran agama (yang utama), pengalaman hidup, kearifan yang didapat dari berbagai hal selama perjalanan  hidup yang dilalui.

Falsafah hidup menghasilkan sikap mental. Sikap mental yang baik akan menghantarkan pencapaian terbaik bagi seseorang dan tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa membantu dengan sikap mental yang buruk jika tidak menyadari dan berusaha memperbaiki diri.

Nothing can stop man with the right mental attitude from achieving his goals, nothing on earth can help the man with the wrong mental attitude. (Thomas Jefferson)

Sikap mental menghasilkan pola dan kualitas tindakan. Sikap mental yang baik akan menghasilkan pola dan kualitas tindakan yang baik pula. Seseorang yang bermental baik pasti bersikap, bertutur, bertindak, bahkan tulisan yang dihasilkan tentu berlandaskan yang bisa menghasilkan kebaikan, kenyamanan, keamanan, bermanfaat untuk orang banyak.

Berbeda dengan sikap mental yang buruk maka pola dan kualitas tindakan pun akan buruk. Bersikap, bertutur, bertindak, bahkan tulisan yang dihasilkan penuh ujaran kebencian, caci maki, menghinakan, menjatuhkan hingga membuat terasa panas, membakar, emosi, marah jika berdekatan dengan orang yang memiliki sikap mental buruk.

Kemudian tindahan melahirkan hasil dan hasil akan membentuk nasib seseorang. Tindakan yang baik akan memberikan hasil yang baik dan tentu nasib yang menjelangnya pun akan baik. Begitupun jika tindakan yang buruk akan memberikan hasil yang buruk dan nasib yang menunggunya pun buruk. Apa yang dipanen tidak akan berbeda dengan yang ditanam dan hasil akan mengikuti proses.

Jadi sekarang saya bisa sedikit memberikan kesimpulan bahwa falsafah hidup seseorang termasuk tokoh, pemain, penggiat, pendukung politik bisa terlihat dari apa yang ditampilkan di ajang politik yang sedang hiruk pikuk.

Mana pelaku politik yang memiliki falsafah hidup yang tulus, baik, bertindak untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara atau hanya untuk mendapat kekuasaan, tidak baik, bertindak sesuai kepentingan dan keuntungan kalangan terbatas dan itu jelas diperlihatkan dipanggung politik sekarang ini.

Saya masih di level galau tentang kehirukpikukan politik, tapi setidaknya saya bisa belajar dari apa yang ditampilkan para penggiat politik di negara ini bahwa dimanapun pilihlah falsafah hidup yang terbaik agar hidup pun akan ramah dengan memberikan kebaikan karena hidup tidak akan menimpakan tetapi merespon apa yang kita berikan.


Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Ahad 27 Januari 2019

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun