Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Tetap Mengumpulkan Receh di Tahun 2019

1 Januari 2019   11:49 Diperbarui: 1 Januari 2019   13:08 267 22
Hari ini 1 Januari 2019. Ulang bulan pertama saya dengan Kompasiana. Happy anniversary to us, yeeaa. Harapannya saya akan terus menulis dan menayangkan artikel yang lebih baik ke depannya dan bisa bermanfaat walau sedikit dan sederhana untuk kompasianer.

Selain itu ada beberapa kegiatan yang khas dilakukan menjelang awal tahun diantaranya banyak yang menuliskan atau membuat resolusi yang akan disasar untuk tahun menjelang. Tidak lupa mempersiapkan kegiatan untuk merayakan pergantian tahun yang dilalui bersama keluarga, teman,tetangga atau sendiri saja.

Saya dan keluarga tidak memiliki ritual merayakan sesuatu, bahkan untuk ulang tahun. Seringkali perayaan ulang tahun anggota keluarga dilewati begitu saja hanya kadang-kadang kalau sedang ingin berkumpul baru kami makan bersama. Begitupun dengan tahun baru biasanya dilewati oleh biasa-biasa saja.

Sejak anak-anak masih kecil jam tidur keluarga saya tergolong sangat sore untuk jam tidur kebanyakan keluarga, habis isya rumah sudah terkunci rapat karena pemiliknya sudah berselimut dan terlelap.

Setelah anak-anak besarpun tak berbeda jauh, ingin agak malam jam tidurnya untuk melihat countdown pergantian tahun saja seringnya gagal. Melihat kembang api yang ramai dibakar oleh penyelenggara tahun baruan sepertinya belum pernah dilakukan karena kami semua sudah tertidur saat pergantian tahun.

Pergantian tahun dari 2018 ke 2019 kali inipun dilalui dengan kegiatan yang kami sekeluarga sukai, berkumpul berempat, nonton film di TV, dan kegiatan favoritnya umpel-umpelan di kasur saya yang tidak terlalu besar --- drama pertengkaran tidak dilupakan, temanya apa saja bisa dipilih diantaranya rebutan --- serta kue dan kopi seadanya.

Untuk resolusi pun sama tidak ada yang spesial. Menetapkan resolusi untuk saya tidak hanya dilakukan jika waktu pergantian tahun saja tetapi saat ada kesempatan saya bisa reborn maka resolusi kadang saya tetapkan.  Hari kelahiran, pergantian tahun, dan terutama bulan Romadhon adalah saat resolusi saya canangkan.

Resolusi yang dibuat dilandasi dari yang lalu dan apa yang menjadi sasaran akan datang dengan mensyukuri apa yang dianugerahkan saat ini.

Tahun 2018 lalu yang berhasil saya rekam ternyata saya baru bisa mengumpulkan receh dalam segala hal. Maksud receh disini adalah hal yang saya lakukan masih hal-hal kecil, sederhana, dan biasa-biasa saja, nyaris di semua sisi kehidupan.

Sebagai orang yang senang menulis akibat kegiatan membaca, tahun 2018 saya diijinkan Yang Kuasa bertemu platform menulis yang bisa membuat kegiatan menulis saya berkembang, di Kompasiana salah satunya. Kegiatan yang saya lakukan masih sederhana yaitu menulis dengan konsisten menayangkan artikel setiap hari. Walau kegiatan saya sederhana hal ini adalah pencapaian tertinggi saya dalam menulis yaitu dengan konsisten menulis lalu menayangkan artikel setiap hari. Terbukti dengan sudah ada 60 artikel yang saya tayangkan dalam sebulan menulis di Kompasiana jika dirata-rata saya menayangkan dua artikel perhari.

Dalam kehidupan sebagai guru saya hanya melakukan kegiatan rutin, hanya sedikit menambahkan perhatian, kasih, dan sayang kepada rekan guru dan para siswa. Masih banyak yang harus diperbaiki agar bisa jadi guru dan rekan kerja yang lebih baik.

Sebagai istri, anak, dan ibu saya pun belum banyak melakukan hal luar biasa untuk suami, orang tua, dan anak. Saya hanya melakukan hal receh dengan berusaha memberikan hal terbaik untuk mereka.

Sebagai seorang hamba pun saya melakukan pengabdian saya pada-Nya masih sederhana, sekedarnya, dan standar. Sholat dan amalan sunah masih banyak yang belum istiqomah. Semua masih biasa-biasa saja belum luar biasa.

Secara umum tahun 2018 dilalui oleh kecil, sederhana, standar, biasa-biasa saja. Pelajaran yang saya dapat dari tahun lalu dimana saya hanya bisa melakukan hal receh di segala sisi kehidupan saya diantaranya adalah :

 1.  Mengenali diri.
Buat saya pengenalan diri sangat penting agar bisa menjalani kehidupan dengan baik.

Saya adalah orang yang gampang bosan. Saat ingin melakukan/mencapai hal luar biasa maka saya akan berusaha dan sangat fokus mengusahakannya tapi setelah itu saya akan berhenti melakukannnya. Itulah sebabnya sudah beberapa tahun belakangan ini saya hanya melakukan hal biasa, sederhana, dan standar agar saya tidak cepat bosan karena saya tidak mengerahkan segenap tenaga tapi di awet-awet.

Hasilnya sangat berbeda. Saat saya ngotot melakukan sesuatu untuk mendapatkan pencapaian luar biasa seringkali saya bisa mendapatkannya, tetapi hanya sekali itu saja karena setelahnya saya sudah tidak berminat atau bosan.

Berbeda kalau saya mengatur pelaksanaannya dengan sederhana maka energi saya tidak banyak terbuang dan hebatnya oencapaian terbaik bisa saya dapatkan berkali-kali.

Contohnya dalam menulis. Jika saya ingin mencapai tulisan saya headline maka saya akan ngotot terus saja membom dengan menayangkan tulisan  sampai saya dapat headline, akibatnya saat saya mendapat headline maka kegiatan menulis saya bisa dipastikan selesai, berhenti karena saya bosan dan sudah mengerahkan banyak energi untuk itu.

Berbeda dengan jika saya bisa menjaga jarak saat menayangkan artikel. Walau lebih lambat pencapaiannya dibanding jika saya ngotot. Hebatnya pencapaian yang didapat bisa berkali-kali karena saya tidak dilanda kebosanan.

Hal ini belum tentu berlaku bagi banyak orang karena bukan hasil penelitian ilmiah atau hasil uji literatur hanya berdasarkan pengalaman pribadi saja jadi dimungkinan tidak cocok bagi banyak orang.

 2. Menjaga kecepatan.
Menjaga kecepatan sebenarnya berhubungan dengan no 1 tentang mengenali diri. Menjaga kecepatan disini dimaksudkan dalam melakukukan sesuatu apakah terburu-buru dengan kecepatan tinggi --- saya suka menyebutnya gas pol --- atau kecepatan secukupnya saja.

Bagi orang seperti saya jika melakukan sesuatu dengan gas pol dari awal maka tak lama kecepatannya berkurang bahkan berhenti dan buruknya saat pengereman dilakukan saya belum sampai finish mengantarkan di tempat tujuan.

Misalnya saya semangat menulis lalu saya gas pol, karena saya bosan lalu berhenti menulis padahal belum mengantarkan saya menjadi penulis yang memiliki karya yang baik.

Untuk itu kecepatan saya harus kecepatan standar saja, walau keinginan menambah kecepatan selalu ada lalu saya mengingat bagaimana karakter saya maka biasanya keinginan menambah kecepatan saya kurangi.

Yang harus saya lakukan kecepatan harus konstan kalaupun mau menambah kecepatan tidak terlalu ekstrem, terus-terusan hingga finish yang akan mengantarkan ke tempat tujuan.

 3. Lakukan secara terus menerus dan konsisten.
Konsisten ini adalah kunci keberhasilan. Tidak masalah yang dilakukan hal kecil, sederhana, standar, biasa-biasa saja asal konsisten bisa mengantarkan pencapaian yang luar biasa.

Kadang kita lupa bahwa hal besar seringkali dibangun dari hal yang kecil.

Untuk saya melakukan receh asal saya melakukan terus-terusan akan memberikan pencapaian yang tidak kalah oleh orang yang memiliki kemampuan melakukan hal yang spektakuler.

 4. Tingkatkan semampunya.
Jangan berhenti jika sudah mendapatkan pencapaian terbaik. Lakukan peningkatan sebaik dan semampunya. Kalau untuk saya maka harus peningkatan kemampuan menulis, menjadi guru, istri, anak, orang tua dan sebagai hamba. Walau dengan penambahan kecepatan yang tidak terlalu banyak asal menghasilkan grafik naik hal tersebut hal terbaik untuk orang berkarakter seperti saya.

Untuk tahun 2019 ini jika orang lain memiliki resolusi spektakuler maka resolusi saya kecil, sederhana, standar, dan biasa-biasa saja.

Saya akan tetap mengumpulkan dan melakukan hal receh hanya harus lebih sering dan tidak terputus serta menunjukkan grafik naik.



Karla Wulaniyati untuk Kompasinana.
Karawang, Selasa 1 Januari 2019



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun