Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Peranan dan Inklusivitas Gender dalam Upaya Peacebuilding: Studi Kasus Konflik Gerakan Aceh Merdeka

17 Mei 2024   17:05 Diperbarui: 17 Mei 2024   17:06 81 0
      Hubungan Internasional kerap kali diidentikkan dengan upaya penciptaan perdamaian serta keamanan bagi seluruh entitas internasional. Tindakan perang, upaya resolusi konflik, diplomasi, dan lain sebagainya kerap kali dianggap sebagai ranah yang hanya bisa dilakukan oleh laki-laki. Sebaliknya, peranan perempuan kerap kali terkubur dalam selimut tebal patriarki. Superioritas laki-laki dalam pembahasan mengenai agenda perdamaian ini menimbulkan kondisi tumpang tindih terkait dengan kesempatan yang dimiliki oleh perempuan dalam berkontribusi pada agenda perdamaian dan keamanan. Faktanya, tak jarang peranan perempuan hanya digambarkan sebagai sebuah ‘omong kosong’ belaka. Fenomena ini kemudian bisa dikaji melalui kacamata gender dalam agenda perdamaian dan keamanan. Dalam tulisan ini, penulis berusaha menjabarkan peranan gender dalam agenda perdamaian dan keamanan dengan mengacu kepada studi kasus yang menunjukkan bagaimana peranan perempuan dalam konflik Gerakan Aceh Merdeka mampu menjadi bukti belum terwujudnya inklusivitas gender dalam pertahanan dan keamanan. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun