Salah satu pemaparannya, yaitu mengenai pengertian dasar berpikir Logika. Seperti halnya, mengenai apa itu Logika? Apa output yang dapat dihasilkan seseorang dengan berpikir Logika?
Hingga kini, mengenai bagaimana sih cara seseorang berpikir Logika dengan tepat?
Jika Logika merupakan suatu proses seseorang dalam melakukan penalaran, sebagaimana dalam tahap menalar tersebut diimbangi dengan beberapa tahapan tertentu dan juga kesadaran.
Maka, dengan proses serta tahapan tersebut, selain sampai pada penalaran yang efektif, juga dapat membangun soft skill dalam diri setiap personal.
Seperti, semakin bertumbuhnya kesadaran untuk bertanggung jawab atas tanggung jawab itu sendiri, tertanam jiwa untuk berkomitmen, dan lain sebagainya.
Selain itu, ternyata dengan berpikir Logika, seseorang juga akan dapat mengarahkan dirinya sendiri. Seperti, dapat memahami dan menempatkan diri pada lingkungan atau posisi yang tepat sesuai dengan karakternya sendiri.
Juga dapat memahami simbol-simbol di lingkungan sekitarnya, maupun yang diungkapkan oleh personal lain kepada dirinya atau massa.
Namun, untuk mewujudkan tahapan serta proses yang tepat pada suatu penalaran, seseorang harus memahami bagaimana sih cara melakukan penalaran atau menempatkan pikiran kita pada hal yang Logis atau Logika tersebut?
Dari pemahaman yang diambil melalui pemaparan Dosen Logika Harry Purwanto M.I.Kom, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menyampaikan pemikiran seseorang pada tahap penalaran atau berpikir Logika.
1. Terdapat sebab, seperti suatu pertanyaan yang terlontar, sehingga membuat otak berpikir dan menalar secara logis.
2. Keingintahuan seseorang yang tinggi, sehingga ia akan terus mencoba untuk melakukan proses dan tahapan berpikir dan melakukan penalaran secara logis.
3. Sebab adanya kontra atau ketidak cocokan dengan pemikiran orang lain, sehingga ia akan menalar dan memposisikan pikirannya untuk berpikir logis.
4. Berdasarkan experience (pengalaman), sehingga dengan hal tersebut seseorang akan ada usaha untuk mencoba kembali menalar atau berpikir secara  Logika.
5. Berdasarkan preference (pengetahuan). Melalui tahapan ini, seseorang yang hendak mengasah penalaran, harus dapat memahami dan mengetahui dua point pembagian dalam penalaran. Yaitu, penalaran induktif dan penalaran deduktif.
Penalaran induktif merupakan proses berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang umum, berdasarkan dari beberapa kasus atau contoh tertentu. Simpelnya, menarik kesimpulan dari yang khusus pada yang umum.
Contoh, Beberapa tanaman adalah bunga, beberapa bungan adalah objek berwarna merah. Diambil konklusif atau kesimpulannya, beberapa tanaman adalah objek berwarna merah.
Example lain, beberapa honda adalah mobil, beberapa mobil adalah suzuki. Kesimpulannya, beberapa suzuki adalah honda.
Kedua, yaitu penalaran deduktif, yaitu menurunkan kesimpulan yang umum atau spesifik berdasarkan hal yang logis atau hal yang umum. Simpelnya, menarik kesimpulan dari yang umum pada yang khusus.
Contoh, Semua manusia akan mati, Devry adalah manusia. Diambil kesimpulan, Devry akan mati.
Example lain, Semua kerbau adalah binatang berkaki empat, semua harimau adalah binatang berkaki empat. Diambil kesimpulan bahwa, semua kerbau adalah harimau.
Dari beberapa hal dan juga contoh mengenai penalaran tersebut, maka dengan memahaminya seseorang dipastikan akan dapat melihat tepat dan tidaknya suatu proses berpikir.
Selain itu, juga untuk memberikan suatu metode berpikir yang tepat dan tidak falancy, serta dapat merumuskan asas berpikir atau pola pikir yang jernih serta sehat.
See you di kelas Logika next week! ***