Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Kecewa dalam Diam

21 Juli 2014   01:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:46 213 0
saat terdiam di sudut jiwa,

orang yg kusayangi tak ayalnya manis di depan, di belakang menikam

perlahan sudah mulai terkuak sifatnya,

dikatainya aku dengan kata-kata menghunus pedang,

setiap bertemu sering kali debat,salah paham

meski menurutnya hal tersebut hanya sebuah diskusi biasa, dan kata-kata tajam menurutnya biasa saja

dia memang lelaki yg menguji kesabaranku..

dimata keluarganya, aku selalu di bandingkan dengan perempuan lain

dalam sikap, berbicara dan semua yang ada di kehidupanku.

aku tahu, aku tak ada apa-apanya di banding perempuan itu kuakui, kalau masakannya di sukai lelaki-ku, sikapnya disukai lelaki-ku dan dia disukai keluarga lelaki-ku..

kau tak pernah paham jika rasanya dimaki-maki seperti itu menghancurkan jiwaku, seakan rapuh seperti sama sekali tak melihat sisi kebaikanku, sama sekali tidak..

disatu sisi, aku bertahan mencintaimu meski kau maki aku

di sisi lain, aku mulai jengah dengan semua ini. entah siapa yg dia pilih, kerap kali lelaki-ku berbicara poligami

mengajukan poligami dengan perempuan itu,

kau tak pernah paham, jika hal itu menyakitiku, menyayat jiwaku hendak dikata semakin rapuhlah diri ini..

andai dia sadar, bahwa dengan dia memilihku berarti harus siap menerima bunganya, batang, akar , dan duri nya sekalipun.

aku bukanlah perempuan yang sempurna, tapi aku hanyalah perempuan akhir zaman

yang ingin berbakti dan mengabdi padamu, calon suamiku kelak.

karena menikah itu butuh perjuangan, dan butuh kepercayaan serta komitmen.

aku tak menikahi lelaki yg memikirkan perempuan lain dan mengabaikan tanggung jawabnya pada isterinya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun