Untuk menjadi manusia harus menjalin hubungan dengan sesama dan dengan dunia. Menjadi manusia berarti mengalami dunia sebagai realitas obyektif, yang tidak tergantung pada siap pun, dan dapat mengerti. Binatang hanyut dalam realitas dan tidak dapat berhubungan dengan dunia. Mereka hanya lah makhluk yang berinteraksi. Sedangkan keterpisahaan dan keterbukaan manusia terhadap dunia mencirikan manusia sebagai ada yang terikat. Manusia sangat berbeda dengan binatang, mereka tidak hanya ada di dalam dunia, tetapi ada bersama dengan dunia. Oleh karena manusia diharapkan dapat membagi peranan dia dalam segala hal tentang persoalan-persoalan dunia, untuk menghadapi tantangan-tantangan lingkungan yang nantinya sangat berbeda, bahkan terhadap tantangan yang sama, reaksi manusia seharusnya tidaklah terbatas hanya dalam satu pola saja, guna menanggapi semua itu, manusia harus mengatur diri, memilih tanggapan terbaik, mengujinya lagi, bertindak, dan mengubah tindakan-tindakannya. Manusia melakukan semua itu seharusnya dengan sadar, agar manusia dapat menggunakan itu sebagai alat untuk menentukan dan menyelesaikan masalah. Kita sadari bersama bahwasanya kita sebagai manusia sangatlah berhubungan dengan dunia secara kritis, yang di mana kita mengenal dan memahami data-data obyektif dari realitas (dan juga jalinan satu data dengan lainnya) melalui refleksi, dan bukan hanya secara refleksi seperti halnya binatang.