Di luar petang, di dalam remang-remang tanganku berlarian sedikit memegang senja dari tombol alif hingga ya’, senandung buana shalawat mengiris sunyi atas kongkok angsa dari pintu kamar, gemetar tubuhku pecahkan gelas, bayanganku menari di gemerecak madu yang kelam mengental, asap semakin menebalkan mataku dengan buta, sinar laptop semakin buram, kertas-kertas jatuh jumpalitan dari tangga kamarku juga dalam laptopku atas narasi yang tak pernah putus.