berbincang bagaimana bagusnya sistem transportasi, kesehatan,dll di malaysia.
hingga akhirnya kami sampai pada titik nasionalisme antar kedua negara. di malaysia warganya tidak merasa sebagai satau kesatuan warga malaysia. mereka tidak terlalu bangga dengan identitas malaysianya, asimilasi budaya antar etnis tak berjalan dengan cair disana. masih ada sekat-sekat pembatas yang tanpa sadar mereka lakukan di malaysia.
hal ini tentu berbeda dengan indonesia, dimana asimilasi kebudayaan berjalan dengan cairnya. kita bisa melihat akulturasi budaya cina, gujarat, yaman, papua, melayu,dll menjadi kebudayaan unik di indonesia.
di indonesia orang cina, batak, arab, papua, serta daerah lain dengan bangganya bilang, "aku indonesia."kalau di malaysia mereka lebih senang bilang etnisnya daripada bilang "aku malaysia."sebenarnya modal sosial indonesia itu lebih besar, sepanjang pemimpin negeri ini jeli melihat potensi tersebut dan cerdas mengelolanya maka pembenahan sistem transportasi, logistik, kesehatan, pendidikan,dll akan menjadi mudah.
masalahnya adalah sudah 40 tahun, modal sosial tersebut diabaikan malah disalahgunakan untuk adu domba demi kepentingan pribadi atau kelompok semata. hal ini tentu mengakibatkan retaknya tenun kebangsaan indonesia, ibaratnya kita semua menjadi generasi yang hilang "sense of belonging" terhadap budaya, sesama dan negerinya.