Panggil saja Maman, seorang petani gurem yang setiap pagi rutin bergelut dengan padi serta teriknya matahari demi menghidupi istri dan dua anaknya yang masih kecil. Sebagai seseorang yang lahir dari keluarga yang serba sederhana, Maman tak mendapatkan peninggalan apa pun dari kedua orangtuanya; bahkan, ladang sawah seluas seperempat hektare pun Maman tak punya. Maman menggantungkan nasib hidupnya pada sawah sewaan seluas 4.500 meter persegi yang dihargai 15 juta rupiah per tahun. Jika beruntung, dalam setahun ia bisa menghasilkan hingga 3 ton gabah setiap kali musim panen. Hasil yang cukup lumayan bagi seorang petani gurem.
KEMBALI KE ARTIKEL