Tiga puluh tahun silam, ketika seorang
developer real-estate masyhur dari Kota New York merilis bukunya mengenai motivasi pengembangan bisnis, tidak ada seorang pun yang terkejut ketika dalam tulisannya, dia memuji Gubernur New York kala itu, Mario Cuomo, sebagai sosok yang "baik" dan menyebut bahwa dia akan terpilih kembali sebagai Gubernur "
in a landslide"---mengingat sang gubernur merupakan sekutu dan teman baik dari sang
developer. Namun, tidak ada seorang pun yang dapat membayangkan bahwa tiga dekade kemudian, sang developer akan menjadi Presiden Amerika Serikat yang sedang menghadapi sebuah pandemi global sembari bergelut dengan Gubernur New York saat ini, Andrew Cuomo (yang ironisnya merupakan anak dari Mario Cuomo)
melalui serangkaian utas di media sosial Twitter.
KEMBALI KE ARTIKEL