Mohon tunggu...
KOMENTAR
Raket

All Indonesian Final All England

17 Maret 2024   07:43 Diperbarui: 17 Maret 2024   07:58 195 5
Sejarah akan berulang," kata George Elliot. Erin Gruwell juga mengatakan," Diam memastikan bahwa sejarah berulang. Dari sekian banyak quote tentang sejarah sebagaimana banyak dikutip, kita mengambil dua pernyataan tersebut seperti yang dilansir bola.com.

Sebagai hukum alam, sejarah tanpa kita sadari ataupun kita coba lupakan akan mengulang peristiwa dengan aktor yang berbeda. Entah itu peristiwa sosial, politik, maupun olah raga akan mengulang kembali momen terbaik.

Semacam siklus yang berputar serupa planet dalam galaksi kita sebagai makrokosmos dan dalam diri manusia sendiri sebagai mikrokosmos.  Secara ajaib akan kembali ke titik mula.

Pun yang terjadi dalam dunia olahraga khususnya bulutangkis, sejarah mencatat dengan tinta emas kegemilangan bulutangkis Indonesia. Melahirkan banyak legenda bulutangkis dengan prestasi emas. Tan Joe Hok, Rudi Hartono, Liem Swie King, Ricky Subagja-Rexy Mainaky, Alan Budi Kusuma, Susi Susanti, Hariyanto Arbi, Joko Suprianto, Ardi B Wiranata,  Chandra-Sigit, dan Hendrawan Taufik Hidayat beberapa legenda bulutangkis Indonesia abad 20 dan permulaan abad 21.

Dilanjutkan dengan nama-nama beken Hendra-Kido, Simon Santoso, Sony Dwi Kuncoro, Ahsan-Hendra, Hayom Rumbaka, Markus-Kevin (Minion), Fajar-Rian, Antony Ginting, Jhonatan Christie, Bagas-Fikri,.Polly-Rahayu, Praveen-Debby, Owi-Butet, Gregoria Mariska Tunjung,  Leo-Daniel dan nama-nama lainnya yang penulis sebut pebulutangkis sebagai era kiwari.  Mereka melanjutkan tongkat estafet prestasi bulutangkis Indonesia.

Sejarah kejayaan bulutangkis lama terputus khususnya untuk kejuaraan bulutangkis beregu bergengsi piala Thomas dan Uber. Butuh satu dekade untuk merebut kembali piala Thomas dari hegemoni China setelah terakhir kali merebutnya tahun 2002. Tim bulutangkis meraih piala Thomas pada masa kiwari pada tahun 2020.

Di balik pencapaian tersebut, ada utang sejarah yang belum digenapkan yaitu mengawinkan piala Thomas dan piala Uber seperti pada tahun 1996(kompas.com). Walaupun begitu Mariska Tunjung Cs. sedang meretas jalan ke arah sana.

Selain piala Thomas dan piala Uber Indonesia mencatat rekor sejarah All England yang apik. Dari statistik sektor ganda putra mencatat rekor apik sebanyak 22 trophy(bangsaonline.com). Kemenangan  Fajar-Rian di semifinal dini hari tadi waktu Indonesia membuka jalan ganda putra kita meraih gelar kembali.

Rekor ganda putra tidak berbanding lurus dengan sektor lain seperti tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Tersebut terakhir diraih terakhir pada tahun 2016 melalui pasangan Praveen Jordan-Debby Susanto.

Berbeda dengan ganda campuran, tunggal putra butuh 30 tahun untuk kembali menemukan sejarahnya. Rekor ini secara meyakinkan tercatat setelah pebulutangkis terbaik Indonesia Ginting dan Jhonatan memenangkan pertarungan sengit di babak semifinal All England 2024.

Menariknya legenda tunggal putra Indonesia Hariyanto Arbi langsung ikut mengomentari pasca lolosnya Ginting-Jhonatan ke babak semifinal. Dalam cuitannya di platform X sebagaimana diunggah di laman grup Amazing Badminton Community ia mengatakan," Saya menjadi juara terakhir di kelas single, apakah ini suatu kebetulan? Entahlah. Ini bukan sesuatu yang disengaja atau dibuat-buat. Cuitan terakhirnya ia menyebut kedua juniornya dengan mengatakan," Ayo raih mimpi kita semua, rakyat Indonesia, dari tidur panjang ini. Diakhiri dengan emoticon cinta dan bendera Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui Hariyanto Arbi pada tahun 1994 mencatat kemenangan pada All Indonesian Final All England dengan mengalahkan kompatriotnya Ardi B Wiranata. Birmingham menjadi jadi saksi bisu kedua pebulutangkis andal Indonesia harus bertemu untuk satu tujuan mengharumkan nama Indonesia.

Kini genap 30 tahun, momen itu terulang lagi. Raihan ini menjadi kado indah bagi anak bangsa yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Cuitan Hariyanto Arbi menemukan benang merahnya dengan quote pada tulisan awal. Tidak ada yang kebetulan sejarah masa lalu memang menemukan kembali peristiwanya di masa kini dengan aktor berbeda.

Di balik perulangan sejarah All Indonesian Final All England ada sosok yang tidak kuasa menahan haru. Ia pelatih pelatnas tunggal putra Indonesia, Irwansyah. Coach Irwansyah terlihat emosional pada tayangan akhir laga. Ia langsung sujud syukur atas keberhasilan anak asuhnya.

Siapapun yang menang nanti, satu yang patut dicatat juara tunggal putra All England sudah pasti ditangan. Tinggal harapan pada ganda putra Fajar-Ryan. Kita berdoa dan berharap pada bulan suci ini pasangan Fajri bisa mempertahankan gelar juara. Allahu'alam

Lombok Tengah, 170324

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun