Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Rempang Meradang

22 September 2023   15:34 Diperbarui: 22 September 2023   15:38 139 3
Kawasan itu jadi saksi bisu
Melayu yang berjuang untuk mengusir penjajah dari tanah tumpah darah

Hampir empat abad setia membersamai zaman
Turun temurun membagi kisah
   suka duka di antara tarik ulur kepentingan
bergabung dengan nkri ataukah berdikari
   turut membangun negeri yang saat itu
   baru, buru-buru, berburu integrasi
   biar kedaulatan ibu pertiwi lebih berarti

Saat semua silau oleh gemerlap investasi
Hatta semua mendaku memiliki itu nusa
Tetiba ada yang pura-pura paling tahu
"Itu wilayah tak berpenghuni,"kata orang yang hanya ongkang-ongkang kaki di kursi berdasi

Pengikutnya juga ikut ribut-ribut menggembosi, berteriak;
tembak...
seketika air mata menyeruak
hati nurani koyak
menatap senjata diadu jelata
tak berdaya diamuk dan dicamuk kuasa

Bocah sebelasan tahun histeris
mengira kiamat itu lahir prematur
bapak-bapak babak belur ketika tak sudi mundur
"Itu milik kami, pak, warisan leluhur"
"tuan penolong, jangan bengong dong, lindungi kami dong, kami jangan diusir dong"

"Hah, masa bodoh!"

Dentang dari tuan datang
abai pada undang-undang
pasal-pasal sesal dipreteli
"tanggal sekian, itu Rempang wajib lengang,"perintahnya jemawa

Sepertinya mereka lebih mengasihi investasi
daripada welas asih pada anak negeri
Kini...
Rempang meradang
terluka, terlupa kasih sayangnya
sembari mencari tahu siapa dalangnya
atas kecamuk pewayangan Rempang

Lombok Tengah, 220923


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun