Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Memaknai Kemerdekaan di Tengah Tekanan Pandemi Covid-19 dan Ancaman Resesi Ekonomi

18 Agustus 2020   01:46 Diperbarui: 18 Agustus 2020   01:47 335 44
Momen 3 menit dimana air mata haru tidak terasa  menetes membasahi pipi. Saya benar-benar terharu. Keharuan lebih dari biasanya dalam memperingati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan.

Setiap memperingat kemerdekaan, saya senantiasa teringat kepada sebuah lagu berjudul "Dari Sabang Sampai Merauke" yang liriknya sebagai berikut :

Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi satu
Itulah Indonesia
 
Indonesia tanah airku
Aku berjanji padamu
Menjunjung tanah airku
Tanah airku Indonesia

Lagu yang merupakan "lagu wajib" ini digubah oleh R. Surarjo beberapa waktu setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama Bangsa Indonesia.

Yang dimaksud dengan lagu wajib adalah daftar lagu lagu yang wajib untuk dipelajari, dipahami serta dihayati isi serta maknanya oleh segenap pemuda serta pelajar di Indonesia.

Konon lagu DARI SABANG SAMPAI MERAUKE sebenarnya memiliki judul asli DARI BARAT SAMPAI KE TIMUR. Perubahan judul dilakukan tanggal 6 Mei tahun 1963 oleh Presiden Soekarno karena mempertimbangkan beberapa hal.

Dari Sabang sampai Merauke adalah Indonesia. Indonesia sebagai Bangsa dan Indonesia sebagai Negara. Sebagai Bangsa, Indonesia terlahir dari rahim Ibu Pertiwi yang mendiami Nusantara. Batak, Sasak, Melayu, Bugis, Sunda, Jawa, Bali, Papua adalah bagian dari lebih dari 300 etnis yang menjadi rahim bagi lahirnya Bangsa Indonesia. Bangsa yang mendiami lebih dari 17.000 pulau dengan lebih dari 700 bahasa etnis.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun