Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hobby Pilihan

Penulis Malas dan Sembrono

17 Juni 2020   01:00 Diperbarui: 17 Juni 2020   01:12 154 25
Sampai disini, sungguh saya angkat topi kepada beberapa penulis cerpen atau puisi, yang sejatinya tidak membutuhkan referensi, masih membuat footnote yang menyebutkan apa yang menjadi sumber inspirasi cerpen atau puisinya.

Lalu penulis sembrono. Apa pula itu. Dalam definisi saya penulis sembrono adalah penulis yang berani menulis sesuatu yang tidak dikuasainya atau dipahaminya dengan baik. Menulis adalah aktifitas transfer kebaikan. Kebaikan itu bisa berupa pengetahuan baru, bisa juga bersifat pencerahan.

Jadi kalau saya menulis sesuatu yang tidak saya kuasai atau pahami dengan baik, apa yang mau ditransfer ? Yang ada akan berdampak buruk bagi pembacanya atau setidaknya tidak memberikan apa-apa.

Kalau saya menulis yang seperti itu, maka seperti saya memberikan nasi yang belum matang. Nasi yang terlanjur tidak matang tidak bisa dibuat menjadi matang. Pilihannya hanya dua. Dimakan akan menyebabkan gangguan pencernaan, bisa juga gatal-gatal di (maaf) lubang dubur (keremieun, kata orang sunda). Atau pilihan kedua, dibiarkan tidak di makan. Tidak membuat kenyang tidak juga jadi penyakit.

Nah para pembaca, kalau ada yang paham tentang tipe-tipe penulis, mohon ditambahkan 3 tipe ini. Tipe malas, tipe sembrono, serta tipe malas dan sembrono. (Ahh ini usulan ngaco, yang tidak perlu diterima).

Jujur saya harus mengatakan saya termasuk tipe penulis malas. Tapi ampun, saya tidak ingin masuk tipe sembrono. Apalagi tipe malas dan sembrono.

Karena itulah saya melakukan setidaknya 2 hal.

Yang pertama, menghindari tulisan yang membutuhkan rujukan sumber (referensi). Kalaupun ada nyerempet-nyerempet kebutuhan referensi, maka saya mengakali (baca : memanipulasikan) konteks tulisannya dengan berbagai cara. (Maaf, bukan memanipulasi referensi).

Yang kedua, menghindari tulisan yang konteksnya tidak saya kuasai dan pahami dengan baik. Sebagai contoh, saya menghindari tulisan semacam “ketidakloyalan Neymar Jr kepada Barcelona”. Lah bagaimana saya bisa menulis itu, wong saya hanya nonton Liga Indonesia.

Kalau sekiranya sahabat pembaca, merasa tulusan ini “kering”, tidak menarik. Itu bisa jadi karena saya masuk tipe penulis malas.

Tapi bisa juga terasa lucu, ngaco. Nah kalo ini artinya saya termasuk tipe sembrono. Kalau begitu semoga pembaca sedikit terhibur.

Salam hangat

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun