Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Mengubah Paradigma Merokok

14 Juni 2020   01:57 Diperbarui: 14 Juni 2020   02:11 265 13
Ada 2 adagium yang menarik tentang rokok. Pertama, merokok itu berbahaya untuk kesehatan. Kedua, merokok tidak bisa dihilangkan.

Merokok itu berbahaya bagi kesehatan. Sudah banyak penelitian yang pada dasarnya menyimpulkan bahwa merokok itu persoalan serius yang harus ditangani sungguh-sungguh karena bahayanya untuk kesehatan. Karena itulah kampanye tentang bahayanya merokok begitu masif.

Merokok tidak bisa dihilangkan. Kita bisa melihat faktanya, bahwa kampanye yang masif tentang bahayanya merokok, tidak banyak pengaruhnya terhadap konsumsi rokok. Saya belum pernah mendengar ada keluhan dari warung atau toko yang omzet penjualan rokoknya menurun.

Saya tidak ingin membahas kedua hal di atas lebih dalam lagi. Alasan pertama, saya tidak menguasai data kuantitatif yang berkaitan dengan hal di atas. Alasan yang kedua, dan ini alasan utamanya, saya adalah perokok aktif.

Terkait alasan itulah maka di awal tulisan saya katakan ini bukan tentang resep berhenti merokok. Sungguh tidak etis, bahkan menjadi guyonan yang sangat tidak lucu, jika seorang perokok aktif yang masih aktif merokok mengulas resep berhenti merokok.

Sekitar tahun 2008, merokok masih sangat leluasa dilakukan di negara kita. Eh apakah sekarang sudah tidak leluasa gitu ? Rasanya masih relatif leluasa juga ya. Tapi begini, tahun 2008 itu setidaknya belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pembatasan merokok di area publik.

Di airport misalnya, di negara kita meski sudah ada pembatasan merokok di tempat-tempat tertentu rasanya waktu itu (juga sebenarnya sekarang) masih relatif leluasa untuk bisa merokok. Saat keluar dari terminal kedatangan, saya biasanya tidak langsung pesan taxi, tapi merokok dulu barang sebatang. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun