Seperti Markonah yang hanya bisa menatap Marthole, saat kopi yg sehangat cintanya, menjadi dingin dalam pelukan malam, utuh tak tersentuh,.
Namun Markonah tetap tersenyum bahagia, karena kehangatan kopi cintanya terhisap rengkuhan jemari kekar Marthole walau hanya sesaat, semntara asap tembakau terpilih tuk menyelimuti dahaga otak Marthole.
Tak ada yg sia sia...
Kopi cintanya yg dimakan waktu akan membuat Marthole bangkit, lalu mengantarkan dia dalam pelukanmu setelah kau usap perut marthole dengan hangatnya sang pembawa kampak ...