Kedua adalah bagaimana keterlibatan saya di dalam kegiatan-kegiatan yang ber-atas nama agama atau Tuhan yang telah saya lakukan. Prestasi sebagai aktivis di dalam berbagai kegiatan atau organisasi keagamaan yang saya lakukan menjadi sebuah ukura dan kebanggaan tersendiri bagi saya sehingga hal ini memberi dampak kepada meningkatnya keimanan dan ketakwaan saya. Keterlibatan saya sebagai aktivis di kelompok tersebut menjadi dasar tingkatan keberagamaan yang saya hidupi. Sehingga muncullah banyak aktivis di banyak tempat sebagai wadah untuk menyalurkan hasrat keberagamaan tersebut.
Ketiga adalah bagaimana prestasi saya di dalam mengkompensasi perbuatan dosa saya yang pernah saya lakukan dengan perbuatan-perbuatan baikyang bisa saya lakukan sebagai gantinya. Sebagai kompensasi hal-hal yang tidak bermoral atau yang dilarang oleh agama, maka kemudian muncul sebuah respon untuk mengimbanginya dengan kegiatan-kegiatan baik yang dianjurkan oleh agama. Sehingga bisa jadi orang-orang tiba-tiba melakukan sesuatu yang sangat berbeda dengan keadaan sebelummya. Kepuasaan atas usaha kompensasi itu muncul,misalnya ketika nama saya disebut sebagai orang yang baik, dermawan dan sosial, serta sebagai pendukung atau penyumbang di dalam berbagai kegiatan keagamaan, atau malah sebagai aktivis pembela dari kegiatan keagamaan yang diikutinya. Dan kegiatan tersebut sangatlah menarik publisitas tersendiri, sehingga menaikkan posisi kita di mata kelompoknya atau masyarakat sehingga mengubah citra saya di mata masyarakat menjadi lebih baik.