Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Jodoh Ditangan Tuhan?!

22 Oktober 2015   22:19 Diperbarui: 22 Oktober 2015   22:19 201 2
Ya jelas dong, masa mau di tangan penghulu.

Jika kita sepakat terlebih dahulu bahwa segala isi jagat makroskopik dan mikroskopis itu berada di dalam genggaman-Nya, Kuasa-Nya, maka kita akan sangat sependapat bahwa memang benar pernyataan “Jodoh ada ditangan Tuhan”.

Dalam catatan opini ini, saya tidak akan membicarakan terlalu dalam tentang di mana jodoh itu berada. Namun setidaknya ada dua pemikiran pribadi yang berkaitan dengan kalimat “Jodoh ditangan Tuhan”.

Poin pertama, saya memaknai kalimat “Jodoh ditangan Tuhan” bukan dalam artian sempit bahwa Tuhan-lah yang menjodoh-jodhkan atau memasang-masangkan manusia jauh sebelum kita dilahirkan.

Bukan pula dalam artian bahwa Tuhan telah menakdirkan bahwa si-A menjadi jodoh si-B, si-C menjadi jodoh si-D, jauh dilauhul mahfudz sana sebelum kita diciptakan. Ini ngawur!. (sebenarnya saya mau bilang “ini bullshit!”)

Tidak ada satupun keterangan yang saya temukan mengenai sifat Tuhan yang berperan sebagai “Mak Comblang”!

Lalu apa pemahaman saya?

“Jodoh ditangan Tuhan” saya pahami bahwa, ya Tuhan memang “menyediakan” jodoh.

Namun izinkan saya analogiklan dalam gambaran sederhana atas kalimat "Jodoh ditangan Tuhan" tersebut yaitu bahwa Tuhan menyediakan sebuah ruangan besar (baca:bumi), dimana didalamnya ada banyak sekali jiwa-jiwa yang bisa kita pilih.

Tuhan menyediakan wadah dalam genggamanNya yang berisi pilihan, namun menentukan pilihan adalah kuasa dalam wilayah muamalah manusia.

Jadi sekali lagi saya tekankan, Tuhan tidak pernah “iseng” nyomblang-nyomblangin manusia, karena tentang pilihan pasangan hidup berada di kawasan muamalah masing-masing tangan manusia senidiri. Dan setiap pilihan yang kita lakukan, pasti akan dituntut pertanggung jawaban.

Dalam opini pertama ini, perkenankan saya meluruskan pemikiran melenceng di masyarakat dalam menafsirkan satu ayat dalam kitab suci umat muslim Surat An Nur ayat 26 yang artinya :

“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik” (QS. An Nur:26)

Ayat tersebut juga bukan ayat tentang jodoh!.
Tidak ada hubungannya sama sekali dengan perjodohan atau penentuan pasangan hidup yang dilakukan Tuhan.

Karena, sebab diturunkannya ayat ini adalah terkait dengan peristiwa tuduhan atas Aisyah yang diisukan berbuat serong dengan seorang sahabat yang bernama Shofwan bin Mu’ath-thol.

Oleh sebab itu, para mufassirin yang menukil penafsiran Ibnu Abbas menyatakan bahwa kalimat “Khabiitsaat” dalam ayat tersebut BUKAN dimaknai sebagai “wanita buruk”, TETAPI “ucapan buruk”.

Sehingga ayat tersebut ditafsirkan sebagai “ucapan-ucapan yang buruk hanya akan muncul dari orang-orang yang buruk…” dan seterusnya hingga akhir ayat. Bukan “orang shalih pasti akan menikah dengan wanita shaleha dan lelaki shalih akan menikah dengan wanita shalihah!. Kok enak banget.

Jika benar ayat tersebut berkaitan dengan perjodohan, dan jika benar jodoh itu telah di atur oleh Tuhan, mana mungkin Fir’aun dipasangkan dengan seorang istri yang sholeha, atau bagaimana bisa Nabi Luth as yang luar biasa sholeh nya dipasangkan dengan seorang istri yang petakilan, umbrus, awut-awutan orak karuan?

Apa Tuhan sedang iseng? Apa Tuhan sedang coba-coba? Lets think smart.

Poin kedua.
“Jodoh ditangan Tuhan” saya maknai bahwa Dia hanya menyediakan pilihannya dalam genggaman KuasaNya, dan menentukan pilihan adalah kuasa manusia. Masih tidak percaya?

Okey mari kita buktikan.

Jika benar Tuhan telah menentukan Si-A adalah pasangan bagi Si-B, atau Si-C adalah pasangan Si-D, jauh sebelum kita diciptakan, mana mungkin ketentuan tersebut akan mudah dibatalkan dan dihancurkan melalui ketuk palu di sidang perceraian Pengadilan Agama?

Kita mau menyepelekan Tuhan? Semudah itu kah makhluk merusak ketentuan Sang Kholik?

Bagaimana bisa ketetapan Tuhan yang Maha Agung, dirubah begitu saja oleh sebuah keputusan manusia selaku makhluk ciptaanNya. Ini pemikiran ludruk. Dagelan. Lelucon!

Udah deh, hilangkan pemikiran sempit bahwa Tuhan telah mengatur Si-A dan Si-B menjadi pasangan.

Kemudian seperti pada point pertama, dipoint kedua ini saya juga perlu meluruskan pemikiran keliru yang berkembang dimasyarakat.

Saat ada pasangan berpisah (baca:bercerai), beberapa orang terdekat pasangan tersebut terkadang mengatakan

“Sabar,..ini sudah kehendak-Nya”

Ini pemikiran keji terhadap Tuhan!!

Mari kita berpikir jernih.
Bagaimana mungkin Tuhan yang tidak ngurusin tentang pilihan masing-masing manusia untuk menentukan pasangan hidupnya, tiba – tiba disangka telah memisahkan hubungan itu? “Tuhan enggak gitu deh..!”

Pahamilah, bahwa Tuhan Maha Baik, tidak sekecilpun ada keburukan dalam SifatNya.

Sampai detik ini saya selalu meyakini, layaknya hukum sebab akibat pada sebuah penyakit, hal itu juga berlaku pada peristiwa perceraian pasangan.

Mana mungkin Tuhan memberikan kita penyakit, jika bukan karena kita sendiri yang tidak menjaga kesehatan. Bagaimana mungkin Tuhan menceraikan sebuah pasangan jika bukan kita yang menjaga hubungan tersebut. Ingat, Dia adalah pemilik Maha Kebahagiaan.

Sudahlah, jika kita berusaha untuk selalu berpikir #positif terhadap sesama manusia, lalu mengapa kita harus seumur hidup berpikir negatif terhadap Tuhan?!

So, masih berpikir sempit tentang kalimat “Jodoh ditangan Tuhan?”

Tetap hindari memposting dan membagikan konten negatif di media sosial.

Salam Konten POSITIF!

Kang Mas Radit

NOTE :
Catatan ini adalah opini pribadi, silahkan berkomentar sesuai bahasan.

Namun saya menyarankan, sebelum berkomentar silahkan membaca pula catatan saya selengkapnya tentang makna “Jodoh ditangan Tuhan”, dalam blog melalui link berikut :

http://radityariefananda.wix.com/penulisbebas#!Makna-Jodoh-Ditangan-Tuhan/cour/5607ea110cf25fa7fe194b2a

Dalam catatan tersebut, saya sertakan pula literasi dalil dan penafsiran nya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun