Jika saya pelatih Brasil, mungkin saya lebih memilih Uruguay ketimbang menghadapi tim Kolombia. Karena selain si tukang gigit sudah dihukum, menghadapi Uruguay tanpa Suarez harusnya lebih mudah. Faktanya bisa ditujukkan saat kualifikasi zona Conmebol dimana hanya kepada Suarezlah tumpuan harapan kemenangan dengan menciptakan 8 gol yang sama dengan Messi, sementara pemain lainnya tidaklah menonjol termasuk Edison Cavani yang permainannya cenderung menukik turun sejak kepindahannya dari Napoli. Jadi sejak Si Tukang Gigit di banned sama FIFA, sebenarnya selesai sudahlah kiprah Uruguay di pentas PD 2014 ini.
Kita menjadi paham bahwa seluruh bangsa Uruguay termasuk presidennya telah dibutakan matanya dan menganggap pelanggaran Suarez hanyalah persoalan sepele, sama seperti mereka bangka dengan peringkat IV PD 2010 dan menyepelekan tindakan Suarez di piala Dunia tersebut yang dengan sengaja menepis bola masuk ke gawang dengan tangannya hingga memupus asa jutaan rakyat Ghana untuk bereforia sejenak dari masalah klasik bangsa Afrika: kemiskinan. Perilaku buruk menghalalkan segala cara untuk meraih kemengangan memang patut diganjar dengan hukuman setimpal.
KEMBALI KE ARTIKEL