Buat yang nge-trip dan kebetulan melewati Jawa Tengah, jangan sampai tidak menjejaki Jalan Raya Batang-Semarang. Apalagi bagi mereka yang masuk kategori “Durian Hunter” alias penikmat buah durian. Mengapa? Karena di sepanjang jalan tersebut kita bisa mendapatkan serta menikmati sensasi buah durian. Bahkan tak jarang buah yang dijajakan itu adalah buah jatuhan alias buah durian yang memang matang di pohon dan jatuh ke tanah.
Kebetulan Selasa (21/1) kemarin saya dan dua rekan yang sedang menjajal Datsun Panca GO dalam tajuk Kompasiana Blog Trip dan Jejak Para Riser kebetulan mengambil rute ke Jogja melalui jalur Pantura. Nah, kebetulan kami melewati Batang, bukan kebetulan sebenarnya tetapi saya yang memaksa rekan-rekan lain untuk melewati jalur tersebut.
Kami pun mampir ke lokasi penjaja durian. Lokasinya mudah ditemui karena di sepanjang Jalan Batang-Semarang ada kios-kios kayu beratap yang secara mencolok sekali menggantung buah durian sebagai barang dagangan.
“50 ribu.” Itu harga yang ditawarkan ketika pertama kali.
Rekan setim saya menawar, “Murahin, Bu.”
“Wah, sudah segitu harganya. Ini durian bagus. Dagingnya enak,” elak sang penjual.
Saya saat itu—maklum namanya juga blogger— hanya ambil foto buah dengan berbagai angle melalui telepon genggam. Walau sedikit mendengar alotnya proses tawar-menawar, tapi saya biarkan proses itu terjadi.
Akhirnya… “Kang, bantu nawar.” Mereka pun nyerah juga.
“Berapa bu?” 25 ribu ya?” tawar saya langsung.
“Wah, gak bisa Mas, sudah murah itu.”
“Saya beli 10 buah.”
“Iya, Mas, sudah murah.”
“30 ribu, Bu, anggaran mentok,” kata saya sebagai jurus terakhir.
Dan… akhirnya dengan harga segitu kami pun mendapatkan 10 buah durian.
Ternyata, memang benar bahwa berita Durian Batang ini nikmatnya pas buat penyuka durian. Rasa dagingnya yang manis dan sedikit pahit membuat sensasi yang luar biasa. Ibarat kata pujangga, rasanya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.