Akhir Agustus 2012, sebuah tulisan di harian
Kompas menarik perhatian Riyanti Teresa Gunadi. Gadis kelahiran 17 Februari 1994 itu serius menyimak tulisan yang menyoroti pendidikan di salah satu daerah di Papua. Di sana diceritakan, minimnya fasilitas pendidikan membuat anak-anak harus berbagi bangku. Satu bangku bisa sampai ditempati tiga anak. Riyanti lalu memperhatikan sekeliling rumahnya, di mana ia memiliki bangku yang tidak terpakai. Saat itulah ia tergugah untuk menyumbangkan bangkunya.
KEMBALI KE ARTIKEL