Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Jokowi Memang Pintar

15 April 2012   10:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:35 2488 3
" Jokowi memang pintar," kalimat itu diucapkan seorang pengamat politik, saat berbincang dengan saya di kantornya, tiga  pekan kemarin.

Sambil ditemani dua cangkir kopi saya ngobrol dengannya. Salah satunya tentang, Joko Widodo, yang akrab di panggil Jokowi. Jokowi adalah walikota Solo. Ia saat ini mau maju Pilkada di ibukota. Tak tanggung yang dibidiknya adalah kursi DKI-1 yang cukup prestisius.

Jokowi untuk mewujudkan ambisinya berduet dengan Basuki Thahja Purnama yang juga punya nama julukan : Ahok. Basuki, sebelum jadi teman duet Jokowi, tercatat sebagai politisi Golkar, bahkan sempat menjadi anggota DPR Komisi II, sebelum akhirnya mengundurkan diri.

Jokowi, nama yang tak asing lagi di jagad berita. Namanya bahkan melesat dari Solo hingga Jakarta, saat ia mengenalkan Esemka, sebuah mobil hasil racikan siswa SMK di kota yang ia pimpin. Bahkan mobil itu dijadikannya mobil dinas. Meski kemudian mobil yang 'menghebohkan' itu tak lolos uji emisi.

Tapi ditangan Jokowi, Esemka jadi pembicaraan, bahkan sampai menggedor istana. Maka, kawan saya yang analis politik itu menilai Jokowi pintar. Pintar meracik sebuah isu, dan tahu kapan saatnya yang  tepat untuk melemparkannya ke ruang publik. Maka meledaklah Esemka bersama Jokowi.

Sebelum berhasil menghebohkan Esemka, Jokowi juga berhasil membuat namanya dicatat dalam berita. Ia menentang 'bosnya' Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, yang ngotot hendak bangun mall di Solo. Ia juga yang berhasil merelokasi pedagang kaki lima tanpa menggusur.

Ia juga kepala daerah yang tak mau terima gajinya. Dan Jokowi, memang pintar, begitu kawan saya menilai dia.

Di ajang Pilkada, Jokowi juga menunjukan kepintarannya. Mendaftar dengan baju kemeja kotak-kotak. Katanya, itu dibeli dari Pasar Tanah Abang. Begitu pengakuannya pada media. Dan, kini kemeja kotak-kotak itu menjadi nama tersendiri, kemeja Jokowi.

Di Pasar Tanah Abang, penjual kemeja seperti yang dikenakan Jokowi dan Ahok, selalu menawarkan kemeja itu pada pembeli sebagai kemeja Jokowi.

Ini pendapat saya, dalam kontek kemeja, Jokowi juga pintar. Pintar menemukan identitas yang akan dikenali masyarakat lewat baju yang dikenakannya. Tanpa harus bekerja keras mengurus hak cipta, kemeja kotak-kotak itu sudah dikenal dengan nama kemeja Jokowi.

Saya pernah menyaksikan sebuah tayangan di sebuah stasiun televisi yang menggambarkan Jokowi hendak pamit ke warga Solo karena mau maju ke Pilkada Jakarta. Dalam tayangan itu, Jokowi datang ke warga, dikerumuni warga, dan mengobrol laiknya teman lama.

Tak terlihat ia datang sebagai pejabat yang kerap menjaga jarak dengan rakyatnya. Mungkin ini penilaian sekilas saya, yang bisa jadi keliru dan subjektif. Tapi entah saya tidak tahu, kenapa saya berkesimpulan, untuk kasus pamit diri Jokowi juga pintar. Pintar menampilkan sosoknya di tengah warga.

Akhir-akhir ini Jokowi sibuk. Datang dan menyowani komunitas warga, sembari menebar janjinya kalau ia terpilih jadi 'meneer' ibukota. Namun yang pasti, sekali lagi menurut saya, Jokowi dengan lagak dan gayanya, pintar untuk menarik rasa suka warga. Faktanya, dari yang sebelumnya tak tercatat di survei, kini popularitas dia sudah merangsek di urutan dua, di bawah incumbent, Fauzi Bowo yang sudah bertahun-tahun membangun citra di ibukota.

Akankah Jokowi bisa memintari Fauzi Bowo? Kita tunggu saja hasil Pilkada ibukota, karena ada enam pasangan yang bakal berlaga, termasuk Jokowi-Ahok.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun