Namanya Angelina Sondakh. Ia putri Indonesia 2001. Kini, namanya ramai dibicarakan, bukan karena ia menang kontes lagi. Tapi ramai di bicarakan dan diberitakan, karena Angelina, diseret-seret dalam kasus suap Wisma Atlet, yang juga melibatkan mantan kawan separtainya Muhammad Nazaruddin, eks Bendahara Umum Partai Demokrat.
Apalagi, setelah 'orangnya' Nazaruddin, di pengadilan bercuap tentang isi obrolannya yang diakuinya dengan Angelina Sondakh, lewat fasilitas blackberry messenger, kian kencang pula nama mantan putri Indonesia itu di beritakan. Nama 'orangnya' Nazaruddin adalah Rossa Mindo Manullang.
Rosa bisa dikatakan salah satu tangan kanan Nazaruddin. Lewat Rosa pula, yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, saat hendak memberi 'bingkisan' ke Sekertaris Menpora, Wafid Muharam, kasus suap Wisma Atlet menggelinding. Nazaruddin pun terjerat, lalu kabur, menyerang balik, dan tertangkap di Kolumbia.
Anggie, demikian panggilan akrabnya. Dia awalnya bukan politisi. Tapi seorang mantan putri Indonesia yang cantik dan pintar. Bicaranya lugas, mungkin sisa gemblengan saat ia mengikuti kontes kecantikan itu. Namun kemudian ia memutuskan hijrah, mencoba merasakan atmosfir panggung politik lewat Partai Demokrat, partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, presiden RI saat ini.
Nasib baik memayunginya, Anggie, terpilih menjadi legislator dari Demokrat. Bahkan suara raihannya di pemilu lumayan signifikan. Perempuan kelahiran Australia, 28 Desember 1977 itu, di parlemen duduk sebagai Anggota Komisi X, sebuah komisi yang membidangi masalah pendidikan, olahraga, pariwisata dan kesenian.
Anggie juga anggota badan anggaran di DPR dari Demokrat. Sebuah posisi yang sering dituding pengamat sebagai posisi di badan yang 'basah'. Di badan anggaran itu pula sempat mencuat dugaan adanya mafia anggaran. Namun kini, berita mafia anggaran meredup, meski sudah dilaporkan koalisi LSM ke KPK.
Di Demokrat pula, Anggie menemukan jodohnya yaitu Adjie Massaid, pesohor yang hijrah pula ke jalur politik. Sayang, kebahagian bersama Adjie tak lama, sebab suami tercinta keburu dipanggil Tuhan, karena terserang penyakit jantung setelah bermain futsal. Bersama dengan Adjie, Anggie di karunia seorang putra.
Posisi Anggie di Demokrat pun cukup strategis. Ia adalah Wasekjen Demokrat, sebuah posisi yang cukup penting. Bisa dikatakan Anggie adalah pengurus teras di partai pemenang pemilu yang sekarang di ketuai oleh Anas Urbaningrum, eks Ketua Umum PB HMI yang di dukung Anggie kala bertarung di Kongres Demokrat, di Bandung. Anggie sendiri, saat mendukung Anas, posisinya juga penting sekertaris tim sukses mantan anggota KPU di 2004 itu.
Kini badai tengah melanda Anggie. Adalah Nazaruddin dari tempat buron yang menyebut nama Anggie ikut terlibat cawe-cawe mengatur proyek. Kemudian dugaan keterlibatan Anggie, ditabuh lebih keras oleh Rossa Manullang, yang mengungkapkan obrolan di blackberry messenger. Istilah apel Malang dan Apel Washington kini dilekatkan pada Anggie.
Anggie yang cantik, jika diibaratkan pada buah-buahan, maka ia adalah apel Malang yang ranum.
Dengan istilah Apel Malang dan Apel Washington itu, bisa dikatakan Anggie terpojok. Entah apa pembelaan Anggie, bila harus hadir memberi kesaksian di pengadilan Tipikor, andai ia memang di panggil nanti. Apakah apel-apel itu memang apel busuk (uang korupsi), atau apel beneran.
Sekarang Nazaruddin sudah ditangkap. Sebentar lagi, kabarnya akan di pulangkan ke tanah air. Kian jelas benang merah kasus itu. Semoga Nazaruddin bisa menjelaskan apel-apel itu, berapa kilo yang telah ia bagi-bagikan lewat Ross Manullang, tangan kanannya.
Semoga kisah apel Malang dan apel Washington itu bisa jelas ujung pangkalnya, setelah si pemberi apel tertangkap di Kolombia.
Akankah apel malang itu bernasib malang? Baiknya tunggu kicauan Nazaruddin di pengadilan.
Semoga bisa jelas sejelas-jelasnya, kasihan petani apel di Malang, hasil jerih payahnya dipakai sandi uang korupsi.