Video tersebut kini ramai dibicarakan di jejaring sosial. Di twitter, video tersebut bahkan menjadi salah satu trending topic. Karena video 'pelesiran' itu pula, berkali-kali Sekjen Golkar, Idrus Marham, mencoba menetralisirnya. Idrus membantah bila video itu berbau skandal. Menurut Idrus, tak ada yang aneh dengan video itu. Bahkan kata dia, perginya Ical dengan duo Zalianty yang juga ditemani salah seorang petinggi beringin, Azis Syamsuddin sudah se-ijin istri sang nakhoda partai. Tapi, video 'Maladewa' itu kadang ramai dibicarakan.
Akankah video Ical bersama Zalianty bakal menjadi batu sandungan bagi pencapresannya? Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf, mengatakan, video itu bisa jadi bakal jadi setitik nila yang bakal merusak susu politik di beringin. Atau dalam kata lain, ini akan memukul Ical dan juga Partai Golkar, yang sedang mati-matian berjuang memenangi pemilu 2014. Menurut Maswadi, video itu akan jadi kampanye bagi lawan politik Ical, untuk manjatuhkannya. Masyarakat pun, akan memandang miring video tersebut.
“Saya rasa ini akan menjadi pukulan telak bagi Partai Golkar menghadapi pemilu legislatif dan Pilpres," kata Maswadi, di Jakarta, kemarin.
Masyarakat Indonesia, kata Maswadi, akan sensitif disentuh oleh hal-hal personal dari calon pemimpinnya. Di mata khalayak, apapun alasannya, kepergian Ical bersama Azis Syamsuddin yang ditemani dua artis cantik, akan dinilai tak pantas.
" Akan dinilai sangat tidak pantas itu dilakukan oleh seorang capres, terlebih salah seorang artis tersebut adalah istri orang lain," katanya.
Sensitivitas publik, kata Maswadi akan terusik oleh kasus yang berkaitan dengan ahlak. Meski itu bersifat personal dan pribadi, tapi karena status Ical adalah seorang capres, hal itu akan jadi pertimbangan publik. Kasus Aceng Fikri, Bupati Garut yang dilengserkan karena kasus kawin siri sehari, adalah contohnya.
"Disayangkan Ical yang sudah berusaha mati-matian untuk menaikan elaktabilitas Partai Golkar maupun dirinya sebagai capres melakukan hal seperti ini," ujar Maswadi.
Berlibur dengan dua wanita ke tempat pelesiran, tanpa istri, kata Maswadi, tentunya akan menimbulkan persepsi negatif. Guru Besar Ilmu Politik itu heran dengan sikap Ical dan Azis. Keduanya tak sadar, tingkahnya akan merusak citra pribadinya dan citra Golkar itu sendiri. Pada akhirnya, masyarakat pun berpandangan bahwa perilaku menyimpang adalah hal yang lumrah di kandang beringin.
”Kok yah berani-beraninya yah mereka melakukanitu? Apalagi sebelum ini juga ada kasus kader Golkar, Yahya Zaeni yang terlibat video porno dan juga kasus Al Quran," kata Maswadi.
Meskipun video itu, hanya sebuah rekaman perjalanan, tapi karena ini diunggah di musim politik, ini akan memantik pertanyaan publik. Dugaan masyarakat akan liar. Mereka akan menduga-duga, apa yang dilakukan Ical dan Azis dengan duo Zalianty itu, kala rehat di bungalow tepi pantai.
”Ini menimbulkan pertanyaan, apa yang mereka lakukan. Apa mungkin mereka tidak berbuat yang tidak semestinya? Jika memang mau memberikan hadiah karena mereka dianggap berprestasi untuk Golkar, kenapa Ical harus dan Azis ikut serta?. Berbagai pertanyaan akan timbul, dan tak bisa dibendung," katanya.
Namun yang pasti, munculnya video pelesiran ke Maladewa, bagi lawan politik Ical dan Golkar, adalah amunisi baru yang akan dijadikan senjata menggerus beringin. Bisa jadi, dengan video itu, Ical akan digambarkan sebagai orang yang tidak bermoral luhur. Padahal dia adalah seorang calon pemimpin.
"Jangankan di Indonesia yang masyarakatnya masih sangat agamis dan memegang moral, di Amerika Serikat saja, hal seperti ini sensitif dan bisa mempengaruhi perjalanan karier seorang pemimpin,” kata Maswadi.
Di era internet, pintu informasi dibuka lebar-lebar. Tak bisa lagi, informasi sensitif ditutup-tutupi. Sepertinya Ical dan kader Golkar, alfa terhadap itu. Video itu yang diunggah di Youtube itu, sudah kadung beredar, dan ini sulit untuk dibendung.
" Ini era keterbukaan dan internet, sesuatu yang menyimpang akan cepat tersebar luas. Harusnya dia menyadari ini,” kata dia.
Video Ical, Azis dan duo Zalianty, memang bikin repot para petinggi beringin. Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, sampai harus berkali-kali menjelaskan itu ke publik. Idrus sendiri, tak membantah bahwa video itu memang benar adanya. Namun kata dia, video itu tak ada yang aneh. Kepergian Ical menemani dua artis bersaudara itu, dalam rangka memberi semacam hadiah, karena kedua selebriti itu, telah banyak membantu kegiatan kepemudaan di Partai Golkar.
"Mereka dianggap berprestasi karena membantu kegiaatan kepemundaan Marcella dan Olivia menjadi bagian anggota panitia penyelenggara sebuah kaderisasi organisasi kepemudaan Partai Golkar di Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu,” tutur Idrus.
Idrus juga mengklaim, bahwa saat itu ia diajak ikut serta ke Maladewa. Tapi, karena ada kegiatan yang tak bisa ditunda, ia tak ikut pergi pelesir. Video itu sendiri, menurut Idrus, direkam sekitar tahun 2010-2011. Saat itu, Azis masih berstatus Ketua KNPI.
“Peristiwa itu terjadi tahun 2010-2011,” ujar Idrus.
Tidak mau menjadi bola liar, Idrus mengatakan, Ical sebagai tokoh, adalah sosok yang bisa masuk ke berbagai kalangan, termasuk ke kalangan anak muda. Wajar, bila Ical kenal dengan Marcela dan Olivia. Disamping memang, dua artis itu, adalah kawan dekatnya anak Ical, Ardi Bakrie yang juga suami artis, Nia Ramadhani.