Tapi kau yang begitu suci masih saja rela untuk mengulurkan tangan
Sebagai pertolongan tulus
Yang sunyi dari imbal balasan
Bahkan tak sekadar itu
Kau pun masih mengizinkanku untuk menyebut namamu sesering yang kumau
Sebagai pelepas kerinduan
Dan penawar segala lara
Yang acap kali menyelimuti jiwa
Meski teramat kusadari
Bibir ini sebenarnya sangat tak pantas
Untuk sekadar menyebut namamu yang begitu mulia
Dan suci dari ragam noda kesalahan
Engkau tak henti-hentinya menabahkan
Sebaik-baik manusia bukanlah yang tak pernah bersalah
Tapi, mereka yang pernah mencicipi kekhilafan
Namun lekas mengupayakan perbaikan
Tulus kasihmu sangatlah terasa
Di dalam denyut nadiku dan seluruh semesta