Bahwa engkau adalah pendaran sinar bintang yang mengawang di angkasa
Tapi mengapa
Ia tiba-tiba menghilang
Kala disaput kabut awan
Hatiku menjadi ragu
Ia pasti bukanlah dirimu
Aku pernah mengagumi keelokan paras rembulan
Kala ia bersinar indah
Di tengah malam-malam yang kelam
Hingga hilang kegundahan makhluk-makhluk penakut
Yang menyerapahi kegelapan
Tapi mengapa
Keelokan itu mendadak sirna
Beriring terbitnya waktu siang
Dan kembalinya masa pergantian bulan
Pikiranku kembali dihantui keraguan
Ia pasti bukanlah dirimu
Aku pernah mengira engkau adalah sang mentari
Keperkasaannya sanggup menyuguhkan kehangatan bagi lapisan semesta
Dan jua mampu memanggang sebagiannya
Sehingga tampak gersang
Tapi kenapa
Ia pun harus menghilang
Kala senja telah melambaikan tangan
Aku kembali dirundung keraguan
Ia pasti bukanlah dirimu
Sebab engkau adalah segala kesempurnaan
Yang tak pernah mungkin setara
Dengan apa yang pernah ada
Engkaulah cahaya sejati
Yang memantulkan bias-bias cahaya nisbi
Sementara aku hanya mampu mengagumi bayangan-bayangan cahayamu
Sebelum engkau tunjukkan padaku
Sinar yang benar dari cahayamu sendiri