Hanya demi mencari bekal
Tuk kembali pulang
Ke kampung keabadian
Sebab seanggun apa dunia hendak merayuku
Tetap saja, ia hanya serupa bayangan
Yang kan lenyap kala ditelan kabut masa
Seelok apa paras yang ia poles
Ia tetap bukan kampung halamanku
Sesilau apa kumpulan emas dan mutiara ia hiaskan
Nilainya hanyalah semu
Aku bersyukur
Tuhan masih melimpahiku segala kemurahan
Hingga ku mampu mengurai tirai-tirai kefanaan
Kala kukumpulkan pundi-pundi fatamorgana
ia tak lebih kuanggap sebagai bekal
Untuk menghela nafas sebentar
Ketika ku masih berada di perantauan
Kegenggam lagi erat-erat tekadku
Untuk mencari bekal kehidupan yang hakiki
Bertumpu segala daya yang telah ia titipkan
Sementara tugas utamaku di perantauan ini adalah untuk menghamba, menanam dan merawat
Serta menahan diriku
Dari hasrat berbuat fasad