Merayapi dinding licin dengan lincahnya
Satu kaki kanan mengimbangi empat kaki kirinya
Mengembarai ruang yang tak tentu arahnya
Kakinya tuna tapi masih teratur derap langkahnya
Tak tampakkan kepincangan
Meski jumlah anggotanya tak lagi sama
Tak pernah sekali pun ia risau akan nasibnya
Meski tubuhnya cacat tak seperti lainnya
Sebab ia selalu yakin bahwa setiap yang melata
Pasti kan terjamin rezekinya
Oleh Tuhannya
Tak terbersit rasa putus asa
Tak terlintas rasa duka
Sebab telah penuh dalam dadanya
Akan kepastian karunia
Yang tak terhingga dari Sang Pencipta