Tapi aku hanya membersamainya dengan segenap daya yang dititipkan padaku.
Mengolah tanah, menabur benih, mengairi dan memberi humus pada tetumbuhan bukan berarti aku berkuasa untuk menumbuhkan.
Sebab ia hanyalah upaya untuk mendayakan titipan kuasa dari Sang Penguasa Sejati yang suatu saat pasti kan mengambilnya kembali.
Ia pun kan bertanya
Untuk apa secuil titipan kuasa itu telah kugunakan
Dalam sepenggal waktuku bercocok tanam di ladang mayapada.
Di hadapan-Nya aku hanyalah serpihan debu tanpa nilai dan tanpa daya.
Sebab semua kuasa telah kembali pada-Nya.