Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Artikel Utama

Ada Sundanese Day di SMPN 4 Bogor

28 Mei 2012   04:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:41 487 2

Sabtu 26 Mei 2012 kemarin, saya menghadiri acara Learning Inovation di SMPN 4 Bogor. Pada event semesteran tersebut, acaranya antara lain unjuk kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran dan kreasi seni. Anak saya menjadi salah satu angota tim pembawa makalah untuk sebuah mata pelajaran sehingga meminta saya untuk menyaksikannya.

Yang menarik bagi saya adalah pada acara presentasi siswa mereka menyampaikannya dalam tiga bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Sunda. Kata pembukaan menggunakan Bahasa Inggris, ketika masing-masing memperkenalkan diri mereka menggunakan Bahasa Sunda dan pada saat memaparkan materi mereka menyampaikannya dalam ketiga bahasa tersebut secara secara bervariasi. Jika ada audien yang hanya menguasai satu dari tiga bahasa tersebut pasti masih dapat mnencerna presentasi tersebut.

Di luar sesi presentasi tersebut, pihak sekolah menyampaikan bahwa penggunaan Bahasa Indonesia dan Inggris merupakan standar sekolahkarena statusnya RSBI, sedangkan penggunaan Bahasa Sunda  karena sekolah ingin menjadi pelopor untuk pelestarian dan pengembangan bahasa daerah tersebut. Menurutnya, meskipun zaman globalisasi menuntut menguasai bahasa internasional tetapi bahasa daerah harus tetap terpelihara.

Memang, sekolah itu terlihat sangat menjunjung tinggi bahasa daerah. Meskipun terletak di kawasan penyangga ibukota, mereka secara membudayakan penggunaan Bahasa Sunda. Pada pertemuan dengan orang tua murid saat pembagian rapot, guru yang bicara di depan kelas juga menggunakan Bahasa Sunda. Ketika ada orang tua murid yang protes karena tidak mengerti, sang gurupun menjawab belajar atuh Bu!, kita kan di Jawa Barat. Tidak hanya itu, beberapa kali saya nelepon ke sekolah, penerima teleponnya selalu menyapa dengan Bahasa Sunda.

Menurut anak saya yang duduk di kelas VIII, di sekolah itu ada program Sundanese Day setiap hari Sabtu. Artinya semua pembicaraan harus menggunakan Bahasa Sunda baik di dalam maupun di luar kelas, kecuali saat pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Beberapa guru yang bukan “Urang Sunda” juga mengikuti aturan inimeskipun dengan terbata-bata.

Oh, sebuah tindakan yang sangat cerdas  ketika banyak keluarga Sunda yang lebih merasa bangga memperkenalkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu yang diterapkan ketika anak untuk pertama kalinya belajar bicara. Dampaknya adalah banyak anak-anak yang tinggalnya di Jawa Barat tidak bisa berbicara Bahasa Sunda padahal ibu-bapaknya asli Parahyangan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun