Malam tadi, pukul 23.59.
Tak ada saksi.
Sebab, langit pun menutup mata
pura-pura tertidur
padahal tabuhan begitu gaduh.
Pagi tadi puisi itu mati
tepat, pukul 05.59
tak ada tangisan pada laki-laki itu
ia mengubur puisi itu
tak ada yang tahu
tapi, semua terperanjat
ketika tiba-tiba bau kemenyan berpusing
menyingahi bumi
serentak mereka menundukkan kepala
namun, tak ada doa yang dilantunkan
mereka menyumpah serapah dalam hati
dan bergembira atas kematian puisi itu
Laki-laki itu tidak lunglai
tegar, malahan berkelakar
"Mengapa engkau tak menangis?" tanya bunga-bunga.
"Aku bukan bunga yang sok romantis!" teriaknya.
"Laki-laki gila!" teriak kupu-kupu.
Ia malahan tersenyum,
senyum yang teramat manis
sebab pada hatinya
baru saja ia menikahi puisi yang lain.
Laki-laki itu menikahi puisi lagi.
Sebab, ia adalah laki-laki.
--------------------------------------Taman Margasatwa, 25 Maret 2015