Pernah dengar nama Zee Ohm? Belum, bukan? Baiklah, kita—tentu saja saya dan Anda—tidak akan kecewa mengenalnya sekarang meskipun nama itu belum terkenal, tapi saya berkeyakinan jika ia terus-menulis secara konsisten menulis puisi ditambah sedikit keberanian mempublikasikan karyanya di media cetak juga, bukan cuma hanya di dunia maya, mungkin tak lama lagi kita akan mengenalnya sebagai salah satu penyair perempuan dengan puisi-puisi yang luar biasa. Saya sudah cukup lama menikmati puisinya, bahkan saya cukup senang mengamati puisi-puisi yang ditulisnya. Tidak mudah memang menikmati puisi-puisinya, sebab ia lebih senang menggunakan atau mungkin bermain-main dengan kosakata bahasa Arab—yang sangat dikuasainya—yang asing di mata dan di telinga kita meskipun serba sedikit sebagai muslim kita pernah mendengar kata-kata dari bahasa Arab. Tapi, bahasa Arab-nya Zee Ohm lain, dan dia—dengan penguasaan bahasa Arabnya—menggunakan sedemikian bahasa Arab dengan mempreteli atau menjadikannya sebagai objek yang tidak sekadar membawa pesan, tetapi sekaligus memberi nuansa yang membuat pembaca geleng-geleng dan berdecak kagum—jika mengerti kata-kata Arabnya—memang betul,tidak sedikit juga yang garuk-garuk kepala sebal, sebab tidak mengerti sama sekali, tapi tergoda untuk membaca puisinya.