Coba menoleh kebelakang. Pohon randu yang dulu penuh paku sendu, barisan kembang kertas terus berkibar seiring angin yang berputar. Kini telah tiada, hilang seiring jauhnya perjalanan kaki menapaki cakrawala. Berganti dengan tiang jemuran berisi kaus kaki dan pakaian bayi, kembang randu yang berguguran berganti dengan warna-warni bungkus jajanan, asap yang membumbung mana bisa menarik kupu dan kumbang berdendang. Raib dalam dekapan waktu silih berganti, tenggelam oleh tetes air hujan yang terasa lebih asam. Kembang randu penuh rindu, kembang kertas yang melambai mengucapkan selamat tinggal.
KEMBALI KE ARTIKEL