Malam baru tegak dari secangkir kopi, uap panas beraroma luwak asli memenuhi bibir curam padasnya hati, semriwing lecutan angin memagari nuansa malam dari jilatan sisa matahari. Panas menyambut panas, kipas berbalas kipas. Jemari lentik tergeletak di atas meja, kuku bercat merah dengan stempel tulisan dewa asmara.
KEMBALI KE ARTIKEL