Aksi mogok beberapa angkutan umum bersamaan dengan demo sopir taksi konvensional di Gedung DPR dan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/3), sangat bisa dimaklumi dan dipahami.  Mereka adalah orang-orang kecil yang merasa gantungan hidup, mata pencaharian, dan penghasilannya –yang telah sesuai dengan ketentuan undang-undang—sedang  terancam. Ironisnya, pihak-pihak yang mestinya bertanggungjawab memberikan jaminan dan kepastian terhadap rasa aman kepada mereka dalam mencari nafkah justru seakan tutup mata.
KEMBALI KE ARTIKEL