Di tengah-tengah kesemrawutan bangsa dan negara yang teramat gaduh oleh berbagai macam kasus politik, hukum, sosial, ekonomi, olah raga, dsb., maka apa yang dilakukan oleh beberapa orang berikut ini menjadi semacam anomali atas situasi kurang menyenangkan itu. Betul, sebagian dari mereka secara terang-terangan melakukan penghasutan kepada yang sebagian yang lain; namun jika dikaitkan dengan kondisi kekinian, tindakan tersebut saya pikir tidak jauh beda dengan serangkaian agitasi berlabel sosialisasi, promosi, atau kegiatan sejenis dalam nama dan bentuk apapun. Perbedaannya terletak pada arah gerak pendulumnya: yang pertama mengarah ke kutub negatif, sedangkan yang terakhir menuju ke arah kebaikan.
Ngompol, ya? Saya jawab, bukan! Ini bukan ngomong politik, sungguh.
Saya hanya ingin bercerita tentang ”kelakuan” sahabat-sahabat yang sangat saya hormati yakni Kang Bayu, Kang Singgih Swasono, dan Kang Agus Pribadi. Alkisah, beberapa hari yang lalu saya dan Kang Bayu sowan ke kediaman Kang Singgih dan Kang Agus. Maksud hati adalah ingin bersilaturahim, berdiskusi, dan menyatakan ketertarikan kami pada dua sosok ronggeng alias lengger molek yang kami kira menginap di rumah Kang Singgih. Tapi sebelum kami mendapatkannya, rupanya tanpa disadari kami terlanjur dibuai oleh hasutan dan iming-iming angin surga dari Kang Singgih (dan juga dari Kang Agus tatkala kami bersua di kediamannya). Dalam hati saya langsung menuduh bahwa ini semua adalah sebuah persekongkolan yang direncanakan dengan matang oleh beliau berdua. Apakah gerangan itu?