Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Siapa yang Peduli Curhatan Guru & "Pungli" Tunjangan Sertifikasi?

3 Juni 2013   16:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:35 225 0
Hari ini, Senin, 3 Juni 2013, padahal kita baru saja memperingati Hari Pancasila tanggal 1 Juni 2013 kemarin :

Baru pertama kali ini saja saya mau mengungkapkan curhat tentang "pungli"  atau apalah namanya terkait dengan guru sertifikasi dan oknum birokrasi dinas pendidikan di suatu kecamatan. Awalnya saya ga pernah memperdulikan masalah ini tapi ga tau, entah apa dan kenapa kali ini saya ingin  sekali mengungkapkannya denagn harapan ada yang peduli dengan curhat ini dan dengan "pungli" atau entah apalah namanya terkait tunjangan sertifikasi guru. Hal ini disebabkan oleh tiga hal :

Pertama, kesabaran untuk menahan curhatan ini tidak terbendung karena yang bersangkutan sudah terang-terangan menyebutkan nominalnya, dulu-dulu  biasanya tidak pernah menyebutkan nominal, tetapi dengan bahasa yang lebih sopan seperti seikhlasnya, mohon bantuannya, mohon kesadarannya dan lain sebagainya.

Kedua, informasi dari si A yang awalnya disebutkan nominal lima puluh ribu untuk satu triwulan tapi setelah bertemu dengan orang yang lain sebagai penerima berkas menjadi berubah anggap namanya si B nominalnya berubah lagi menjadi seratus lima puluh ribu karena triwulan alasannya jadi lima puluh dikali tiga menjadi seratus lima puluh ribu.

Ketiga, penanggung jawab atau alokasi dana tersebut saya anggap tidak jelas, karena itu maka saya khawatir jika dana "pungli" atau entah apa namanya itu tidak bisa dipertanggung jawabkan, bisa saja masuk kepada perorangan, kelompok, atau lembaga tertentu yang jelas-jelas tidak ada kaitannya dengan institusi pendidikan. Kalau seandainya hal itu jelas, terprogram, ada penanggung jawabnya dan jelas pengalokasiannya maka hal itu tidak masalah bagi saya.

Jadi itulah tiga sebab mengapa kali ini saya curhat dengan harapan semoga saya yakin masih ada dan banyak guru yang idealis, punya hati nurani, ingin melakukan perbaikan sistem sehingga kesejahteraan guru tidak dihambat dengan prilaku seperti di atas, dan tunjangan yang merupakan hak mereka itu dapat dimanfaatkan secara tepat sasaran oleh mereka yang berhak untuk menerimanya.

Harapan lainnya kepada birokrasi, saya yakin masih ada mereka yang bersih dan ingin melakukan perbaikan dengan bekal hati nuraninya tetapi karena lingkungan dan sistem yang rusak yang terpaksa memaksa mereka untuk melakukan hal-hal yang diluar aturan yang ada. atau karena adanya pimpinan yang tidak tegas sehingga hal itu bisa saja terjadi.

Dan harapan terakhir semoga pemberantasan korupsi yang akhir-akhir ini mendapatkan perhatian dan sorotan yang sangat luas dari masyarakat, padaha sudah ada KPK semoga menjadi perhatian kita bersama untuk memberantas korupsi secara efektif, memenuhi rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan setahap demi setahap negeri kita tercinta ini semakin bersih dan semakin berkah.

Jadi Siapa Yang Peduli Curhatan Guru & "Pungli" Tunjangan Sertifikasi ? Semoga masih ada Iman dan Taqwa di negeri ini, Amin Ya Robbal Alamin. Seperti dituturkan guru yang tidak ingin disebutkan dahulu namanya saat ini dengan perimbangan kemashlahatan bersama kepada Kancing Beureum.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun