Suatu hari, kawan saya mengirimi saya sajak Joko Pinurbo. Puisi berjudul Ranjang Ibu. Puisi itu bagi kawan saya menyimpan makna yang dalam. Estetika apa yang dapat dicerna oleh kawan saya, dan tidak mampu saya pahami. Saya tidak menikmati puisi itu, sebab metafora yang disampaikan membuat saya ngilu.
KEMBALI KE ARTIKEL