Less is More, adalah sebuah ungkapan dalam Bahasa Inggris yang mungkin pernah anda dengar. Ungkapan tersebut dapat dimaknai sebagai sebuah gagasan atau ide tentang kesederhanaan yang merujuk kepada sebuah karya yang baik dan indah.
Ungkapan Less is More ditemukan pertamakali pada puisi Robert Browning (1855). Ungkapan ini seringkali pula diasosiasikan dengan arsitek dan desainer furniture, Ludwig Mies Van Der Rohe (1886 -1969), salah satu bapak arsitektur modern dan pendukung gaya minimalis (simplicity of style). Desain minimalis mempunyai dasar konsep yang sama, yaitu mengesampingkan hal-hal yang dirasa tidak perlu untuk menggaris bawahi esensi dari sebuah karya. Manakala ketiadaan akan elemen-elemen yang rumit dapat dipenuhi, maka Less is More akan jelas berbicara dalam bentuk karya yang minimalis.
Lantas apa hubungannya dengan dunia fotografi?
Dalam dunia fotografi saat ini ada dikenal genre atau aliran yang bernama Minimalist Photograph. Konsep fotografi minimalis ini tak jauh berbeda dengan konsep less is more atau justru dapat dikatakan didasarkan pada konsep tersebut. Mengacu pada pemotretan yang “menolak” kekayaan tekstur, kerumitan warna dan tumpang tindih sebuah bidang.
Justru sebab kesederhanaan, pemotret tidak dibebankan pada alat. Yang berfungsi disini adalah kejelian memandang segalanya, hingga dapat menangkap nuansa yang barangkali implisit berbicara. Kabar baiknya adalah sebuat alat kamera tidak dituntut demikian canggih. Sebuah kamera ponsel 1.5 MP pun dapat melakukan tugasnya dengan baik. Asal dibelakangnya ada seseorang yang berani mengambil keputusan untuk membuang hal-hal yang tidak perlu.
Kurang jelas?
Bagaimana mau jelas jika tidak dipraktekkan langsung dalam tantangan Kampret kali ini?! Silakan ikutan dan sharing foto-foto anda. Karena foto anda adalah sebuah manifestasi seni, dimana cara berpikir dan merasa kita adalah landasan utamanya. Selamat berkarya secara minimalis!
***
Jangan lupa titipkan tautan (link) tulisan anda pada kolom komentar dibawah jika anda berpartisipasi dalam kegiatan Weekly Photo Challenge yang ke-8 ini. Dan jangan pula lupa untuk menautkan tautan tulisan ini ke artikel anda agar memudahkan teman-teman lain yang ingin berpartisipasi atau membaca karya-karya yang lain. Tema ini berlaku selama seminggu ke depan hingga tema baru keluar.
Pemenang WPC VII: Macro Photography, adalah postingan ini. Selamat kepada pemenang!
Salam Kampret!
Berikut daftar tulisan yang telah ikut berpartisipasi untuk tema minggu ini:
- Sulit Rayu Cek Kesehatan
- Menanti Gerbong Nasib Malang
- Jaring Laba-Laba; si Mungil yang Kuat
- Let Me Be Alone
- UFO (Unidentified Flying Object)
- Minimalis Bukan Minim Abis
- Kopi, Komoditas Andalan Petani Manggarai Dihargai Tidak Sebanding
- Apel Pertama
- Sebaiknya, Seorang Pemimpin Itu Bersifat Minimalis
- (WPC 8) Bereksperimen Dengan Tubuh Sendiri
- Adipura vs Sampah
- [WPC 8] Garis
- Disekitar Kita Masih Berserakan Untuk Diabadikan Dalam Minimalist Photography
- Pensil dan Kereta Kayu
- Sangkamu Hidup Ini Milikmu?
- Menjejak Hari
- Mengusir Suntuk di Desa Sawarna
- Belajar Memotret? kenapa tidak...
- Sunrise @ Pantai Kenjeran
- [WPC-8] Foto Minimalis, Susahnya Maksimalis
- Lusuhnya Sepatu Umar Bakrie
- Buku dan Segelas Kopi
- Minimalis Tidak Melulu Manis: WPC III
- (Tak) Banyak Jalan Lain ke Roma Pak!
- Filsafat Estetika Melalui Kamera Saku
- Body Guitar, oughttttt!
- Semakin Minim, Semakin Abis - MBMA 2
- Minimalisnya Masjid-Masjid Megah dan Bukit Bersejarah di Arab Saudi (bag.-1)
- Minimalisnya Masjid-Masjid Megah dan Bukit Bersejarah di Arab Saudi (bag.-2)
- Ada Kenangan di Padang Pasir
- Selagi Masih Manusia selalu Tidak Puas
- Fenomena Tobatnya Seorang Maximalis
- Jangan Salahkan Siapa-Siapa
- Pesan Dari Yang Sederhana Lagi Biasa
- WPC 8, Jejak Venus
- Beringin Tua yang Menggelitik
- Syukur Itu Sederhana Namun Mudah Terlewatkan
- (WPC8) Aneka Minimalis