Entertainer yang beralih profesi ke ranah politik bukan lagi fenomena asing bagi kita. Wajah-wajah yang biasanya kita lihat di acara hiburan, mendadak muncul sebagai calon legislatif, Utusan Khusus Presiden (UKP), dan lain-lain. Transisi ini sering kali diwarnai stigma sebagai upaya untuk mencapai tujuan politik atau bahkan kepentingan pribadi/kelompok. Entertainer atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai ‘pesohor’ berasal dari kata ‘sohor’, menurut KBBI merupakan orang-orang yang termahsyur; ternama; terkenal. Tolok ukur kesuksesan seorang entertainer adalah popularitas mereka. Popularitas itulah yang kemudian menjadi modal mereka untuk mendapat dukungan publik. Demokrasi memang untuk setiap kalangan masyarakat, tapi apakah fenomena ini menandakan kebebasan demokrasi atau malah tendensi elitisme?
KEMBALI KE ARTIKEL